Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kami ucapkan selamat datang di forum para Perangkai kata, semoga kita bisa sama-sama belajar menuangkan kata untuk kita rangkai menjadi karya. Bukan sembarang karya, tapi semoga menjelma menjadi karya yang luar biasa demi menggapai ridha-Nya.

Blog ini sekaligus sebagai arsip dari rangkaian kata yang saya posting di sebuah group yang saya kelola di jejaring sosial Facebook. Bagi temen-temen yang belum sempat membaca, disini kami sajikan yang lebih lengkap.

Selamat menikmati sajian ilmu dari kami... saran dan kritik selalu dinanti.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam,
Ibnu Abdul Rochman


Minggu, 28 Februari 2010

Sudahkah Kita Benar-benar Mengenal-Nya?

Assalamu’alaikum…

Apa kabar sahabat, semoga cintamu dan cintaku kian bersemi indah mewangi menebar aroma kebaikan, semerbak dalam totalitas penghambaan kepada-Nya.

Sahabat, cinta tak akan ada manakala kita belum mengenal, sayang tak kan terasa ketika kita tak saling sapa. Ada banyak cinta dalam kehidupan kita. Cinta kepada orang tua, cinta kepada saudara, cinta kepada sahabat, dan berbagai cinta dengan segala macam ekspresinya.

Cinta seorang ibu kepada anaknya adalah alamiah yang merupakan anugerah dari Rabb yang Maha Mencinta. Cinta itu mengalir dari sanubari, dari keikhlasan hati. Begitupun sebaliknya cinta seorang anak kepada orang tuanya. Ia adalah ikatan yang dengan sendirinya terasa dalam dada, tanpa menghadirkannya cinta telah tumbuh dengan karunia dan rahmat-Nya.

Berbeda dengan cinta yang tumbuh antara seseorang dengan sahabatnya. Ia perlu waktu yang tidak sebentar. Perlu tahapan-tahapan untuk mencapai pada satu titik yang bisa menumbuhkan cinta. Dimulai dari saling mengenal, adanya kesamaan dalam profesi misalnya, kesamaan dalam visi dan misi yang semuanya menyebabkan adanya interaksi secara intens. Dari situ akan timbul perasaan saling mengerti dan memahami satu sama lain, saling menasehati dan mengisi kekurangan. Berempati dalam duka, bergemberia disaat sahabat bahagia. Dari situ Allah menurunkan cinta-Nya hingga terpaut hati mereka dalam bingkai kasih-Nya.

Lalu bagaimana halnya cinta kita kepada-Nya, kepada Allah sang Khaliq yang paling berhak untuk dicinta? Karena cinta-Nya-lah kita bisa mencintai orang tua kita, saudara, sahabat dan sesama. Karena cinta agung-Nya bersatulah dua insan berbeda yang bisa mencetak generasi unggul, generasi Rabbani yang akan menjunjung tinggi Dienullah di muka bumi ini.

Sahabat, ada baiknya kita sejenak menengok hati kita, seberapa besarkah kita mencintai-Nya, benarkah cinta ini, benarkah rindu ini, ataukah cinta kita palsu belaka? Apakah rindu kita hanya fatamorgana? Kenapa bisa seperti ini? Atau jangan-jangan karena kita belum begitu mengenal-Nya, mengenal dengan sesungguhnya.

Kita mengaku cinta kepada-Nya, namun disatu sisi malas beramal yang menhantarkan cinta kita kepada-Nya. Berkumpul dengan orang-orang yang rusak imannya. Mengaku rindu tetapi sedikit bekal yang dikumpulkan untuk dibawa pulang kepada-Nya, jarang menikmati hidangan ilmu-Nya.

Tahunya Allah Maha Pengasih, Maha Penyanyang, Maha Pengampun, Maha Lembut, Tahu Dia Dzat Yang Maha Pemberi balasan berupa pahala, namun melupakan bahwa Allah juga Maha keras siksa-Nya, Maha Dahsyat azabnya, Maha cepat hisab-Nya, sehingga tak jarang kita bergelimang dengan dosa karena kita hanya mengenal kebaikan-kebaikan-Nya berharap Allah akan dengan mudah mengampuninya yang kecanduan berbuat maksiat. Kita lupa bahwa Allah berhak menyiksa bagi siapa yang dikehendaki-Nya.

Sahabat, seyogianya kita mengenal Allah dari kedua sisinya, dalam arti mengenal bahwa Allah berhak mengampuni setiap dosa hamba-Nya, namun Dia juga berkuasa untuk menyiksa hamba bagi yang dikehendaki-Nya. Dengan rahmat-Nya Allah ampuni dosa hamba-Nya, namun dia juga Maha adil yang memberikan ganjaran sesuai dengan amal perbuatan manusia.

Sahabat, jangan pernah berhenti untuk terus belajar mengenal-Nya, memohon cinta dan kasih sayang-Nya. Kelezatan tiada tara ketika kita telah meraih cinta-Nya. Kenikmatan beribadah dalam totalitas penghambaan kepada-Nya serta teraih kenikmatan memandang wajah-Nya kelak.

Semoga Allah menolong kita semua untuk tetap istiqomah meniti jalan perjuangan ini.

Amin ya Rabbal ‘alamiin.


^^Terus merangkai kata untuk menggapai ridha-Nya^^


Wassalamu’alaikum….

Tidak ada komentar: