Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kami ucapkan selamat datang di forum para Perangkai kata, semoga kita bisa sama-sama belajar menuangkan kata untuk kita rangkai menjadi karya. Bukan sembarang karya, tapi semoga menjelma menjadi karya yang luar biasa demi menggapai ridha-Nya.

Blog ini sekaligus sebagai arsip dari rangkaian kata yang saya posting di sebuah group yang saya kelola di jejaring sosial Facebook. Bagi temen-temen yang belum sempat membaca, disini kami sajikan yang lebih lengkap.

Selamat menikmati sajian ilmu dari kami... saran dan kritik selalu dinanti.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam,
Ibnu Abdul Rochman


Minggu, 28 Februari 2010

Sudahkah Kita Benar-benar Mengenal-Nya?

Assalamu’alaikum…

Apa kabar sahabat, semoga cintamu dan cintaku kian bersemi indah mewangi menebar aroma kebaikan, semerbak dalam totalitas penghambaan kepada-Nya.

Sahabat, cinta tak akan ada manakala kita belum mengenal, sayang tak kan terasa ketika kita tak saling sapa. Ada banyak cinta dalam kehidupan kita. Cinta kepada orang tua, cinta kepada saudara, cinta kepada sahabat, dan berbagai cinta dengan segala macam ekspresinya.

Cinta seorang ibu kepada anaknya adalah alamiah yang merupakan anugerah dari Rabb yang Maha Mencinta. Cinta itu mengalir dari sanubari, dari keikhlasan hati. Begitupun sebaliknya cinta seorang anak kepada orang tuanya. Ia adalah ikatan yang dengan sendirinya terasa dalam dada, tanpa menghadirkannya cinta telah tumbuh dengan karunia dan rahmat-Nya.

Berbeda dengan cinta yang tumbuh antara seseorang dengan sahabatnya. Ia perlu waktu yang tidak sebentar. Perlu tahapan-tahapan untuk mencapai pada satu titik yang bisa menumbuhkan cinta. Dimulai dari saling mengenal, adanya kesamaan dalam profesi misalnya, kesamaan dalam visi dan misi yang semuanya menyebabkan adanya interaksi secara intens. Dari situ akan timbul perasaan saling mengerti dan memahami satu sama lain, saling menasehati dan mengisi kekurangan. Berempati dalam duka, bergemberia disaat sahabat bahagia. Dari situ Allah menurunkan cinta-Nya hingga terpaut hati mereka dalam bingkai kasih-Nya.

Lalu bagaimana halnya cinta kita kepada-Nya, kepada Allah sang Khaliq yang paling berhak untuk dicinta? Karena cinta-Nya-lah kita bisa mencintai orang tua kita, saudara, sahabat dan sesama. Karena cinta agung-Nya bersatulah dua insan berbeda yang bisa mencetak generasi unggul, generasi Rabbani yang akan menjunjung tinggi Dienullah di muka bumi ini.

Sahabat, ada baiknya kita sejenak menengok hati kita, seberapa besarkah kita mencintai-Nya, benarkah cinta ini, benarkah rindu ini, ataukah cinta kita palsu belaka? Apakah rindu kita hanya fatamorgana? Kenapa bisa seperti ini? Atau jangan-jangan karena kita belum begitu mengenal-Nya, mengenal dengan sesungguhnya.

Kita mengaku cinta kepada-Nya, namun disatu sisi malas beramal yang menhantarkan cinta kita kepada-Nya. Berkumpul dengan orang-orang yang rusak imannya. Mengaku rindu tetapi sedikit bekal yang dikumpulkan untuk dibawa pulang kepada-Nya, jarang menikmati hidangan ilmu-Nya.

Tahunya Allah Maha Pengasih, Maha Penyanyang, Maha Pengampun, Maha Lembut, Tahu Dia Dzat Yang Maha Pemberi balasan berupa pahala, namun melupakan bahwa Allah juga Maha keras siksa-Nya, Maha Dahsyat azabnya, Maha cepat hisab-Nya, sehingga tak jarang kita bergelimang dengan dosa karena kita hanya mengenal kebaikan-kebaikan-Nya berharap Allah akan dengan mudah mengampuninya yang kecanduan berbuat maksiat. Kita lupa bahwa Allah berhak menyiksa bagi siapa yang dikehendaki-Nya.

Sahabat, seyogianya kita mengenal Allah dari kedua sisinya, dalam arti mengenal bahwa Allah berhak mengampuni setiap dosa hamba-Nya, namun Dia juga berkuasa untuk menyiksa hamba bagi yang dikehendaki-Nya. Dengan rahmat-Nya Allah ampuni dosa hamba-Nya, namun dia juga Maha adil yang memberikan ganjaran sesuai dengan amal perbuatan manusia.

Sahabat, jangan pernah berhenti untuk terus belajar mengenal-Nya, memohon cinta dan kasih sayang-Nya. Kelezatan tiada tara ketika kita telah meraih cinta-Nya. Kenikmatan beribadah dalam totalitas penghambaan kepada-Nya serta teraih kenikmatan memandang wajah-Nya kelak.

Semoga Allah menolong kita semua untuk tetap istiqomah meniti jalan perjuangan ini.

Amin ya Rabbal ‘alamiin.


^^Terus merangkai kata untuk menggapai ridha-Nya^^


Wassalamu’alaikum….

Jumat, 26 Februari 2010

Cinta dan Rindu Pada-Nya

Assalamu’alaikum warhamatullahi wabarakatuh.


Apa kabar sahabat, semoga rahmat dan cinta Allah senantiasa meyelimuti hidup kita. Salam serta shalawat semoga tetap atas Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan sahabat beliau.

“Tiada yang bisa mengalahkan hawa nafsu kecuali kencintaan kepada Allah yang menggetarkan hati dan rasa rindu kepada-Nya hingga membuat kita merana.”

Sahabat, begitulah kira-kira kata Ibnu Athailah, semoga ridha Allah atas beliau. Ketika dada terasa sempit karena banyaknya dosa, hati serasa kelam dengan berbagai maksiat yang terlanjur melanda, seolah diri telah dikuasai hawa nafsu.

Betapa sulit rasanya melepaskan dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang telah dilakukan bertahun-tahun dalam sekejap. Perlu waktu untuk merubahnya, perlu perjuangan keras untuk melawannya dan berusaha menghapus jeratannya sampai ke akar-akarnya, hanya dengan pertolongan Allah-lah semua menjadi niscaya.

Sahabat, hanya kecintaan kepada Allah-lah yang akan mengalahkan segalanya. Hanya kerinduan kepada-Nya yang membuat kita meninggalkan segala hal yang membuat kita jauh dari-Nya.

Namun bagaimanakah keadaannya? Bagaimana cinta kita kepada-Nya, seberapa beratkah rindu ini kepada-Nya. Sampai taraf yang mana cinta kita, seberapa kadar kerinduan kita kepada-Nya, apakah sudah cukup untuk mengalahkan hawa nafsu yang mendera?

Sahabat, cinta ini tak kan bisa tumbuh dalam hati ketika ternodai oleh cinta kepada selain-Nya. Rindu ini tak kan pernah berbunga jika hati ini masih penuh dengan dosa.

Ya Rabb, ajari kami dengan ilmu-Mu untuk bisa mencintai-Mu sepenuh hatiku, meski ia rapuh, kuatkanlah dengan rahmat-Mu. Ya Allah, tanamkanlah rindu dihatiku, rindu akan perjumpaan dengan-Mu. Ya Allah, kokohkan cintaku dengan keagungan cinta-Mu, tumbuhkanlah rindu ini dengan kasih sayang-Mu
Amin ya Rabbal’alamiin.


^^Terus merangkai kata untuk menggapai ridha-Nya^^

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Diposting juga ke :

http://ibnuabdulrocman.blogspot.com/

Rabu, 24 Februari 2010

Dimanakah Semangat itu?

Assalamu’alaikum….


Apa kabar sahabat pena? Semoga tetap semangat bermain dengan penamu, menuangkan segala rasamu.

Sahabat, tolong kirimkan gelora semangatmu kepadaku. Aku di sini terdiam sendiri tanpa tahu apa yang harus kulakukan. Ingin kutulis rangkaian kata namun hati tak bisa disapa. Tangan dan pena begitu bersemangat ingin menuliskan berjuta kata, namun apa daya hati dan pikiranku lagi susah diajak bekerjasama.

Dimanakah semangat itu, yang sempat hadir menghampiriku dulu. Seiring berlalunya waktu seakan berangsur-angsur meninggalkanku tanpa sadarku. Kadang terlintas dalam pikirku untuk berhenti sejenak mengumpulkan sisa-sisa semangat yang ada, membangun kembali pundi-pundi gelora. Aku ingin belajar, bangkit kembali, dan untuk itu aku butuh uluran tanganmu, aliran semangatmu.

Ya Allah ya Rabb, kupasrahkan diri ini kepada-Mu, tunjukkanlah kami ke jalan-Mu yang lurus. Ya Allah, dalam bimbang ku memohon petunjuk-Mu, dalam gelap ku mohon nyala cahaya-Mu, dalam khilaf ku memohon maaf-Mu, dalam gelisah kuingat nama-Mu. Ya Allah bimbinglah kami selalu. Amin ya Rabbal’alamiin.

Sahabat, maafkan jika rangkaian kataku mengusik ketenangan hatimu.


Wassalamu’alaikum….

Kamis, 18 Februari 2010

TAK PANTAS MENGAJARI

Assalamu’alaikum….


Terangkai bait-bait kata, semoga bisa diambil ibrahnya.



TAK PANTAS MENGAJARI

Ya Allah, ampuni aku yang lemah ini
Ampuni aku yang tiada berdaya
Penuh dengan keangkuhan
Berselendang kesombongan

Kadang lisan terlalu pandai menyulam kata
Membalut hati yang penuh dusta
Kepura-puraan menghiasi dindingnya
Munafikkah, terlenakah diriku
Jangan- jangan aku hanya tertipu oleh nafsu

Begitu mudah lidah mengucap
Melontarkan berbagai nasehat
Begitu banyak peringatan kuberikan
Namun melupakan diriku yang butuh peringatan

Ya Allah, rasanya tak pantas mengajari
Tak layak diri ini menasehati
Mengingat begitu banyak kekurangan diri
Tak berhak lisan ini berkata
Ketika hati mengingkarinya
Ketika ia lalai untuk mengamalkannya

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perkataan yang tidak bisa hamba kerjakan. Dari ilmu yang tidak bisa hamba amalkan, dari dosa yang tak terampunkan, dari salah yang tiada Kau maafkan dan aku berlindung kepada-Mu dari doa yang tidak Engkau kabulkan. Ya Allah aku juga berlindung kepada-Mu dari akibat buruk atas perbuatan maksiat yang terlanjur kuperbuat.

Amiin ya Rabbal ‘alamiin…

^^Berawal Dari Kata Semoga Menjadi Karya^^



Wassalamu’alaikum….

Minggu, 14 Februari 2010

Dalam Hisab Menjelang Tidurku

Assalamu’alaikum….

Apa kabar sahabat perangkai kata? Semoga tidak lelah menebar kebaikan, menebar aroma wangi keikhlasan. Semoga setiap langkah kaki perjuangan kita bernilai tinggi di sisi-Nya.

Sedikit rangkaian kata, semoga bisa diambil manfaatnya.

Dalam renung di saat malam sebelum tidurku, saat-saat setelah sejenak melepas lelah setelah seharian beraktivitas menjalani kewajiban sebagai anak manusia, seolah tergambar bahwa sebagian besar waktuku seharian selama dua puluh empat jam hanya untuk mencari penghidupan di dunia yang fana. Semantara waktu untuk akhiratku tidaklah seberapa lama. Saat malam pun belum bisa maksimal memanfaatkannya. Sering ia lewat begitu saja tanpa satu rakaat pun ku tegakkan, tanpa satu ayat pun kulantunkan. Ya Rabb, banyak waktu yang terlewat sedang usiaku kian merambat. Ya Allah, berikanlah hamba-Mu Rahmat.

Hanyalah kewajiban yang aku lakukan di sela-sela kesibukan. Kadang memenuhi panggilan-Mu tepat waktu namun lebih sering aku tenggelam dalam kesibukanku. Lalu bekal apa yang bisa ku dapat dalam keseharianku sementara yang kulakukan adalah merupakan kewajiban. Shalat sunnahpun jarang, apalagi untuk bersedekah, hampir tidak pernah. Lalu bekal apa yang bisa aku raih dalam hariku ini. Ibarat amal wajib adalah modal, amalan sunnah adalah labanya, namun mengapa begitu berat meramaikan hari dengan yang sunnah..

Dalam sendiri sebelum rehat, ku menghisab diri apa saja yang telah ku lakukan hari ini. Bagaimana lisan ini, apa ada khilaf dalam kata hinggga ada hati yang terluka karenanya. Bagaimana mata ini, apa ada yang terzhalimi karena pandangan khianatnya. Bagaimana telinga ini, apa saja yang di dengarnya, apakah membawa manfaat atau mendatangkan laknat. Bagaimanakah pula dengan kaki ini, sempatkah ia melangkah kerumah-Nya, memenuhi panggilan-Nya. Bagaimana tubuh ini menjalani hari, apakah sesuai keredhaan-Nya.

Ya Rabb, Segala puji bagi-Mu atas kebaikan yang telah hamba lakukan pada hari ini. Sekecil apapun kebaikan yang hamba kerjakan maka dengan rahmat-Mu lipat gandakanlah pahalanya hingga menjadi bekalku untuk meraih keredhaan-Mu.

Ya Rabb, ampunilah segala perbuatan dosa yang hamba lakukan hari ini, baik dosa yang hamba sengaja maupun yang tidak hamba sengaja, dosa yang hamba ketahui maupun yang tidak hamba ketahui.

Ya Rabb, izinkanlah aku mencintai-Mu sepenuh hatiku, meski cintaku tak sesempurna cinta-Mu padaku. Bahkan untuk itu aku harus berjuang mengalahkan nafsu dan cintaku kepada selainmu di hatiku. Ya Allah ajari aku untuk mencintai-Mu.

Amin Ya Rabbal’alamiin.

^^Berawal Dari Kata Semoga Menjelma Menjadi Karya^^

Wassalamu’alaikum….


http://ibnuabdulrocman.blogspot.com/

Selasa, 09 Februari 2010

SABAR, TAWAKAL, IKHLAS

SABAR, TAWAKAL, IKHLAS

Assalamu’alaikum…

Apa kabar sahabat? Semoga tetap sabar menebar kebaikan, tawakal setelah usaha yang maksimal, serta ikhlas menerima pembagian dari-Nya.

Sabar, tawakal dan ikhlas. Ketiga kata tersebut mungkin sangat mudah untuk kita ucapkan. Banyak orang mengaku telah bersabar, merasa telah pasrah dalam tawakal, mengaku ikhlas menerima ketentuan-Nya, namun kadang dalam hatinya masih saja ada sesuatu yang mengganjal.

Pada kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari ketiga hal tersebut (sabar, tawakal, ikhlas) tidak bisa dipisahkan antara satu sama lain. Ketiganya seolah menjadi satu-kesatuan yang saling melengkapi. Ketiadaan pada salah satunya akan menyebabkan ketidaksempurnaan pada hasil akhirnya.

Sebagai contoh misalnya, seorang pemuda yang telah cukup usia ingin segera mendapatkan calon bidadari yang didambanya. Bidadari yang akan mengisi setiap ruang hatinya, menjadi teman setia dalam mengarungi bahtera hidup demi menggapai keredhaan-Nya. Tentunya ia harus mempertebal kesabaran dalam berikhtiar, menjalani prosesnya juga dengan sabar. Sabar dalam melakukan proses ta’aruf, sabar ketika harus menyampaikan kelebihan dan kekurangan kepada seseorang yang masih dianggap asing dalam hidupnya, pun sabar ketika dalam proses ta’aruf itu tidak berlanjut ke jenjang berikutnya (pernikahan). Tambah lagi sabarnya ketika cinta yang kita kirimkan dikembalikan alias ditolak. Anggaplah dia memang bukan yang terbaik untuk kita.

Sabar dalam ikhtiar terasa hampa tanpa diiringi dengan doa. Sudah menjadi fitrah bahwa manusia akan selalu membutuhkan uluran tangan, pertolongan dari Rabb-nya. Oleh karena itu, doa merupakan senjata yang ampuh untuk menemani dalam ikhtiar.

Sahabat, ada kalanya kita berada pada puncak kondisi dimana kita merasa begitu lelah dalam menjalani proses hidup yang kita jalani. Seakan jalan telah tertutup, segala macam usaha telah ditempuh, namun masih belum juga menemukan titik terang tanda-tanda keberhasilan.

Pada saat itulah tawakal menjadi suatu keniscayaan. Kepasrahan total kepada Allah Subhanahu wata’ala. Pasrah sepasrah-pasrahnya kepada Dzat Yang Maha Pemberi keputusan, Dzat Yang Maha Menolong dan Dzat Yang Maha kuasa atas segala sesuatu. Dalam masa tawakal ini juga harus tetap berdoa dengan sungguh-sungguh memohon pertolongan kepada-Nya, menengadahkan tangan di depan pintu gerbang rahmat-Nya dengan mengagungkan asma-Nya, kemudian tetap sabar dalam menunggu pertolongan-Nya.

Sahabat, kita tidak pernah tahu kapan Allah memberikan pertolongan-Nya. Allah punya rencana terbaik untuk kita. Pertolongan-Nya akan datang dari arah yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Dan ketika pertolongan itu tiba, hendaklah kita ridha dengan apa yang menjadi keputusan-Nya.

Sudah sepatutnya kita ikhlas dengan segala pembagian dari-Nya. Begitu juga halnya dengan seorang pemuda atau pemudi yang telah dipertemukan dengan belahan jiwanya. Terimalah calon suami atau istri dengan lapang dada penuh kerelaan karena Allah semata. Jadikan ia sebagai anugerah terindah yang telah Allah pilihkan untuk kita. Tidak usah mengejar atau menunggu seseorang, atau sesuatu yang memang bukan menjadi bagian untuk kita, karena Allah Subhanahu wata’ala lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”

Sahabat, marilah sama-sama kita belajar untuk ikhlas dalam segala hal. Ikhlas menerima qodha dan qadar-Nya, ikhlas dengan apa yang menjadi garis ketentuan-Nya, ikhlas dengan bagaimana pun kondidi kita, kesehatan, kondisi ekonomi, postur tubuh, corak suara dan lain sebagainya. Ikhlaskan semuanya demi Allah yang telah menciptakan kita dengan penciptaan yang paling sempurna.

Sahabat…, istiqomahlah dalam sabar, tawakal, dan ikhlas.

Wallahu a’lam.

Note :
Terima kasih untuk seorang sahabat yang telah barbagi inspirasi, hingga tertoreh rangkaian kata ini. Ana ukhibbuka Fillah. Jazakallahu khaiir.


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^


Wassalamu’alaikum…


http://ibnuabdulrocman.blogspot.com/

Minggu, 07 Februari 2010

Cinta-Mu Padaku

Cinta-Mu Padaku

Kau mencintaiku
melebihi cinta ibu kepada anaknya
melebihi induk terhadap inangnya
melebihi suami terhadap istrinya

Kau berikan apa yang kubutuhkan
tanpa kuminta
Kau tutupi kekuranganku dengan rahmat-Mu
adakan tabir selimut aibku dengan kasih-Mu

Betapa banyak kesempatan yang Kau berikan
Betapa sering aku melanggar
Betapa Kau limpahkan kasih sayang
Namun aku balas dengan kemaksiatan

Cinta yang Kau ulurkan
Aku balas dengan kedurhakaan
Sayang yang Kau limpahkan
Aku sambut dengan kekhilafan

Ya Rabb…
Masih pantaskah mengharap cinta-Mu
Masih berhakkah menanti limpahan kasih sayang-Mu
Sementara banyak yang ku sia-siakan
Banyak yang tak kuhiraukan

Ya Rabb….
Di titik nadir terendahku
Ku ingat nama-Mu
Dalam ruang tergelapku
datangkanlah setitik cahaya petunjuk-Mu

Dalam remuk jiwaku
sudilah Engkau merengkuhku
dalam hangat peluk kasih-Mu

Ya Rabb…
Sehina apapun diriku
Angkatlah dalam pangkuan Rahmat-Mu
Amin.


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^



http://ibnuabdulrocman.blogspot.com/

Rabu, 03 Februari 2010

Subhanallah...

Assalamu’alaikum…

Apa kabar sahabat pena? Semoga tak lelah menghamba, menjalankan titah Sang Khaliq Sang Pencipta Alam semesta.

Tiada satu makhluq pun baik di langit maupun di bumi kecuali semua bertasbih kepada-Nya. Tunduk, pasrah dalam gengggaman kuasa-Nya.

Ku saksikan burung bernyanyi di pagi hari, menyambut mentari yang mulai menampakkan cahaya indahnya, memberi sinar harapan baru bagi segenap penduduk bumi.

Angin sepoi-sepoi memberikan aroma kesegaran yang luar biasa yang mampu menggerakkan seluruh tulang-tulangku, bangkit dan berpacu untuk menggapai impianku.

Langit yang cerah seolah ikut serta mendukung langkahku menyusuri jalan perjuangan menggapai ridha-Mu.

Pegunungan yang menghijau di depanku seolah ikut menyejukkan pandangan mata, menentramkan jiwa, semakin tertunduk hati ini menyaksikan keagungan-Nya.

Subhanallah….
Hanya itu yang bisa aku ucapkan, betapa Maha Indah Allah menghias kerajaan bumi-Nya. Tiada satu cacat pun dalam penciptaan-Nya. Dengan kuasa-Nya Allah menjadikan semua makhluk bertasbih sesuai dengan cara yang diajarkan oleh-Nya.

Manusia hanyalah salah satu dari bermilyar-milyar ciptaan-Nya di alam semesta. Namun kadang manusia terlalu membangga-banggakan kekuatanya yang belum seberapa.

Ya Allah ampuni hamba, keterbatasan ilmu membuatku tak mampu berkata, mengurai betapa sempurnanya Kau mencipta segalanya. Tak mampu menguraikan kalimat-kalimat indah ungkapan jiwa. Karena sesungguhnya jiwa ini pun begitu gersang yang haus akan siraman keimanan. Hanya engkau sendirilah Yang Maha Kuasa untuk menguraikannya.

Ya Allah bimbinglah kami untuk bisa selalu bertasbih, mengikuti gerak fitrah sesuai apa yang menjadi harapan dan kehendak-Mu.

Amin ya Rabbal ‘alamiin.


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^


Wassalamu'alaikum...


http://ibnuabdulrocman.blogspot.com/

Senin, 01 Februari 2010

Rangkaian Maaf Untuk Sahabat.

Assalamu’alaikum….

Apa kabar sahabat Merangkai Kata? Semoga setiap khilaf yang terlupa, akan termaafkan dengan hati yang terbuka.

Rangkaian Maaf Untuk Sahabat.

Maafkan aku sahabat,

Maafkan jika ego ini menguasai hati. Aku hanyalah manusia biasa yang kadang kecewa ketika apa yang terjadi tak sesuai dengan rencana yang kuharapkan.

Sering aku kesal terhadap diriku sendiri mengapa bersikap seperti ini. Saat-saat tertentu aku seperti anak kecil yang mementingkan diri sendiri, ingin dimengerti namun di sisi lain sulit memahami bagaimana kondisimu saat itu. Aku bagai sosok kecil yang bersemanyam dalam bungkus kedewasaan. Kadang hati keruh, jauh dari kejernihan.

Mungkin pernah juga kau lihat raut wajahku yang tampak kesal, sekuat tenaga kusembunyikan, namun tetap nampak dipermukaan.

Ya, sebenarnya aku marah dalam diam, aku kesal dalam lamunan. Kadang terlalu berharap sesuatu kepadamu hingga lupa bahwa, sahabat tetaplah sahabat yang memiliki batas privasi masing-masing yang harus kita maklumi - Ada saat-saat dimana kita saling berbagi suatu pelajaran kehidupan, namun di samping itu ada sesuatu yang tidak bisa kita bagi yang hanya Allah dan diri kita masing-masing yang tahu – itu yang sering aku lupa.

Ah, siapalah aku ini. Aku tak berhak memperlakukanmu seperti ini. Kadang aku tertawa geli dalam sendiri, menyadari betapa konyolnya aku.

Sahabat…, dalam kesal kucoba membasuh muka dalam wudhu berharap akan hilang rasa kesal itu, namun barulah secuil kesal yang hilang larut bersama tetesan air terakhir.

Kubawa lagi decuil kesalku yang lain dalam shalat. Dalam khusyu’ ku memohon kepada Dzat yang Menggenggam jiwa ini, Yang Maha Membolak-balikkan hati berharap rasa ini lebur, hilang dan pergi dari sucinya hati.

Ya Allah, ampuni hamba atas segala dosa. Ampuni hamba yang tak bisa mengendalikan diri, tak bisa memahami bahwa semua yang terjadi atas kehendak-Mu. Aku tak berhak medhaliminya ya Allah.

Ya Allah, berikanlah kelapangan hati, kejernihan pikiran dalam menghadapi segala masalah yang ada. Kumpulkanlah hati-hati ini dalam naungan keagungan cinta-Mu. Ampuni aku dan sahabatku yang bersama-sama berjuang menggapai ridha-Mu.

Alhamdulillah, kesal itu hilang sehabis shalat, lebur dalam doa. Hati lapang, pikiran jernih. Aku merasa lahir kembali. Dalam hati berucap; Maafkan aku sahabat, maaf telah berbuat dhalim kepadamu, semoga Allah mengampuni dosaku juga dosamu.
Tak sabar aku ingin menyampaikan kabar hatiku kepadamu.


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^


Wassalamu’alaikum…..


Nb:
Buat sahabat-sahabatku seperjuangan khususnya di Bumi Papua, lebihmu mengisi kurangku. Terima kasih untuk persabatan yang indah ini. Ana Ukhibbukum Fillah.


http://ibnuabdulrocman.blogspot.com/