Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kami ucapkan selamat datang di forum para Perangkai kata, semoga kita bisa sama-sama belajar menuangkan kata untuk kita rangkai menjadi karya. Bukan sembarang karya, tapi semoga menjelma menjadi karya yang luar biasa demi menggapai ridha-Nya.

Blog ini sekaligus sebagai arsip dari rangkaian kata yang saya posting di sebuah group yang saya kelola di jejaring sosial Facebook. Bagi temen-temen yang belum sempat membaca, disini kami sajikan yang lebih lengkap.

Selamat menikmati sajian ilmu dari kami... saran dan kritik selalu dinanti.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam,
Ibnu Abdul Rochman


Sabtu, 30 Januari 2010

Allah Melihat Kita/ Allah Bersama Kita/ Allah Menyaksikan Kita//

Allah Melihat Kita/
Allah Bersama Kita/
Allah Menyaksikan Kita//

Assalamu’alaikum….

Apa kabar sahabat? Semoga setiap langkah yang kita rajut bersama senantiasa memberi manfaat dan lebih mendekatkan kita kepada-Nya.

Sahabat…. Pasti antum semua tahu Allah Maha Melihat. Ya, Dia Melihat segala gerak-gerik kita, Setiap hentakan nafas, denyut jantung dan segala sesuatu yang lebih halus dari itu Allah Melihatnya.

Ingatlah, Allah bersama kita. Dimanapun kita berada, di ujung bumi manapun kita berpijak, dimanapun kita bersembunyi, maka ada Allah bersama kita. Tidak ada satu pun tempat tidak di bumi maupun di langit kecuali ilmu-Nya menjangkau semuanya dari penjurunya.

Ketahui juga bahwa, Allah Menyaksikan kita. Segala amal perbuatan, baik amal kebajikan ataupun keburukan, hina atau mulia, yang besar maupun yang kecil, meski hanya sebesar atom, Allah akan mendatangkan saksi-saksi-Nya.

Kita adalah saksi untuk amal perbuatan kita. Mata, hati, tangan, kaki akan jadi saksi. Semuanya akan di adili di pengadilan tertinggi-Nya kelak di yaumil akhir.

Mata akan bersaksi, digunakan untuk apa mata ini. Apakah pandangan mulia atau pandangan khianat yang sering ia lakukan. Hati akan mengabarkan bagaimana isinya, apakah bersih dari penyakit atau malah tempat bersarang segala macam penyakit hasad, dengki dan keragu-raguan. Semua akan terungkap di hadapan-Nya.

Bagaimana kedua tangan ini akan membeberkan di depan Hakim Yang Maha Agung, apa yang telah ia lakukan selama hidup di dunia, banyak kebajikan tercipta atau malah keburukan yang menjadi hasil karyanya.

Begitupun kaki, ia akan menjadi saksi atas setiap langkah dalam hidup ini. Kemana langkahnya pergi, tempat mana yang sering ia kunjungi. Apakah majlis ilmu atau lereng-lereng maksiat. Semua akan diceritakannya.

Bahkan bumi yang ia injak pun turut menguatkan persaksiannya, betapa kaki sering melewati jalan-jalan di bumi.

Kelak lisan yang sekarang pandai berbicara, pandai memainkan kata-kata, pintar memutar balikkan fakta akan di kunci di hadapan para saksi. Saksi yang sekarang diam kelak akan di beri kebebasan untuk mengungkap segala macam perbuatan yang terekam.

Sahabat, tanamkan keyakinan dalam hatimu; Allah Melihatku, Allah Bersamaku, dan Allah Menyaksikanku, niscaya kau akan selamat.

Bagaimana mungkin manusia akan melakukan kebatilan kalau yakin bahwa Allah Melihatnya. Bagaimana mungkin seseorang akan mengkhianati-Nya, kalau ia yakin Allah selalu bersamanya, menyertai setiap langkahnya. Bagaimana ia akan lari ke lembah kemaksiatan padahal Allah Menyaksikannya dan telah mengadakan saksi pada dirinya sendiri.

Renungkanlah sahabat….
Semoga bermanfaat.


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^



Wassalamu’alaikum…..

Rabu, 27 Januari 2010

Sandarkanlah Kepalamu Di Bahuku

Assalamu’alaikum….

Apa kabar sahabat, bagaimana dengan harimu? Semoga selalu dipenuhi dengan semangat perjuangan menjalani episode hidup dengan segala macam warna yang menghiasinya.
Sebuah kisah yang kurangkai setelah membaca buku ‘setengah isi setengah kosong’ beberapa tahun yang lalu. Meski tak sama, semoga tak mengubah isi pesan yang disampaikan oleh penulis aslinya.

Pada suatu hari, seorang ibu sedang asik berbincang dengan putrinya. “Tahukah kamu nak, ada satu bagian dari tubuh kita yang sangat berguna. Pada saat-saat tertentu kita sangat membutuhkannya walau hanya sejenak”, kata sang ibu memulai pembicaraan.

“Apa itu bunda?” Tanya putri penasaran. “Suatu saat kau akan tahu ketika telah mengalami sesuatu yang berat”, jawab ibu sambil tersenyum menyaksikan wajah putrinya yang penasaran.

“Mata, telinga, hidung, tangan, apa itu bagian tubuh kita yang amat berguna itu?” “Bukan itu yang bunda maksud.” “Lantas apa bunda?, putri jadi bingung.”

“Sabarlah anakku. Suatu ketika kau akan tahu. Suatu saat hidup akan mengabarkan kepadamu, mengajarimu bahwa kau pasti membutuhkannya walau hanya sejenak, meski sesaat namun begitu berarti.

Singkat cerita, suatu ketika putri begitu sedih dan terpukul. Sahabat karibnya meninggal karena kecelakaan sewaktu pulang dari sekolah. Kebetulan waktu itu putri sedang tidak bersamanya karena hari itu putri dijemput oleh ayahnya. Sebuah truk bermuatan barang telah menabrak sahabatnya yang mengendarai sepeda motor di tikungan jalan hingga terjadilah musibah itu.

Putri hanya bisa menangis dan sedih melepas kepergian sahabat karibnya untuk selama-lamanya yang sejak kecil selalu bersama dalam suka maupun duka. Ia sudah dianggap seperti saudaranya, bahkan kadang lebih.

Ibu begitu iba melihat putri semata wayangnya. Hatinya ikut terkoyak, naluri keibuannya seolah ikut merasakan apa yang dialami putrinya.

“Kesinilah anakku, mendekatlah, bersandarlah dibahu ibu. Letakkan kepalamu di sini, tumpahkan segala rasa yang ada dalam hatimu. Lepaskan lara yang menderamu. Ikhlaskan kepergian sahabatmu. Bahu ibu masih kuat untuk kau jadikan sandaran. Marilah, legakan hatimu di bahuku sesukamu.” Dengan penuh kasih bunda membelai putrinya, mendekap dalam peluk kasihnya, melebur menyalurkan empatinya, menyatu, mencoba menjelajah isi hati buah kasihnya.

“Ketahuilah anakku, bahu inilah salah satu anggota tubuh kita yang sangat berguna itu. Kadang lupa akan berartinya ia. Ada saat-saat tertentu – ketika cobaan hidup menghimpit hatimu, ketika penat kian mendera pikiranmu, ketika kepala begitu rapuh untuk tegak memandang beratnya ujian – kita sangat memerlukan orang yang bersedia merelakan bahunya untuk kita bersandar walau hanya sejenak, baik itu teman, sahabat, orang tua atau bisa juga suamimu kelak” Kata ibu menjelaskan.


~oOOo~


Sahabat…, beruntunglah Anda yang telah menemukan sosok yang bisa kita menyandarkan kepala kita di bahunya. Disaat kita begitu letih dengan beban berat yang menggelayut, di saat jalan terasa buntu, bersandarlah sejenak di bahunya. Dan relakanlah bahumu untuk manjadi sandaran bagi orang-orang yang kita kasihi. Dan lebih dari itu, sandarkan jiwamu kepada Sandaran Mutlaq kita Allah Subhanahu wata’ala. Bukankah salah satu sebab kita diringankan dari kesulitan di akherat kelak adalah ketika kita rela meringankan beban saudara kita.


Wallahu a’alam.
Semoga bisa diambil hikmahnya.


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^


Wassalamu’alaikum….

Selasa, 26 Januari 2010

MAAFKANLAH DIRIMU

Assalamu’alaikum….

Apa kabar sahabat? Semoga tetap membuka hati untuk kita saling berbagi, saling mengisi dan menjaga ukhuwah ini. Saling memaafkan atas segala khilaf dan lupa, mengikhlaskan apa yang luput dan menerima apa yang menjadi pembagian-Nya dengan lapang dada.

Sahabat, kadang kita merasa berat untuk melangkah meniti jalan yang penuh aral melintang, penuh dengan berbagai macam warna dan godaan. Seakan sulit melangkah ke depan karena bayang masa lalu yang terus bergentayangan.

Dosa yang menumpuk, rasa bersalah yang seakan tak termaafkan, keterpurukan yang bertubi-tubi. Semua itu seolah menggalayuti jiwa ini hingga kepayahan menggapai cahaya-Nya.

Sahabat yang kucintai karena Allah…, ingatlah akan firman-Nya. Bahwa Allah Maha luas rahmat-Nya. “Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah…..”

Allah saja Yang Maha di atas segala-gala-Nya berkenan melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya, jika kita mau memohon kepada-Nya. Lalu kenapa justru kita yang enggan memberikan maaf untuk diri kita sendiri.

Maafkanlah diriku dan dirimu, usah kau ingat lagi masa yang telah berlalu. Sudah saatnya Memohon maaf kepada-Nya, serta memaafkan diri kita sendiri atas apa yang telah terlupa. Dengan begitu insya Allah hati kita akan terasa lapang, diberikan kejernihan pikiran dan langkah kaki pun terasa ringan menyongsong hari-hari yang penuh kemenangan. Kemenangan istiqamah dalam ketaatan.

Insya Allah, Amiin yaa Rabbal ‘aalamiin.


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^



Wassalamu’alaikum….


http://ibnuabdulrocman.blogspot.com/

Jumat, 22 Januari 2010

Titip Salam Cinta dan Rinduku Kepada-Nya

Assalamu’alaikum….

Apa kabar imanmu sahabat? Bagaimana dengan cahayamu hatimu….? Semoga tetap terang menyinari gelapnya kehidupan. Amin Ya Rabbal ‘alamiin.

Sahabat…. Tak kan habis kata terangkai, tak kan habis kata tersulam, untuk melukiskan keindahanmu. Keindahan budi, keelokan akhlaq dan tingkah laku.

Kau isi ruang kosongku hingga penuh. Dukaku lebur dalam sukamu. Lara berganti bahagia. Tawamu mengalahkan tangisku. Kuatmu menopang lemahku, tegarmu menghalau rapuhku. Semoga aku pun bisa melakukan itu.

Sahabat… titip salam dan rinduku selalu dalam hening malammu…. Untuk Rabb-mu, Rabb-ku, Rabb seluruh penjuru alam..

Sampaikan pada-Nya, aku juga mencintai-Nya, aku merindui-Nya. Meski sekarang aku masih malu menghadap-Nya. Aku malu karena dosa.

Maka dari itu sahabat…. Sertakan aku dalam do’a panjangmu. Mudah-mudahan aku akan selalu mengingatmu ketika aku telah siap menghadapkan wajahku kepada Rabb-ku.

Sahabat…., ketahuilah, karena Dia kita ada. Karena Rabb-lah kita bertemu, saling mengenal di jalan-Nya. Bersama melangkah menapaki jalan perjuangan, mengemban amanah dalam islam.
Sahabat…., Allah-lah Dzat yang paling berhak kita cinta. Berawal dari cinta kepada-Nya-lah, cinta yang suci mengalir dalam hati, terus mengalir hingga dengan rahmat-Nya terpautlah hatiku dengan hatimu yang juga penuh dengan aliran cinta-Nya.

Sahabat…., meski lisan belum bisa berucap mengabarkan cinta ini, semoga tautan hatiku dan hatimu megilhami. Betapa cinta ini tumbuh dan bersemi seiring waktu yang melaju. Semoga cinta ini semakin tumbuh dan berkembang memberikan harum bunga yang menyebarkan aroma wangi bagi kehidupan dan semangat perjuangan dalam menggapai Cinta Agung-Nya, menggayuh Ridha-Nya.

Sahabat…., semantara ini dulu, titip salam cinta dan rinduku kepada Rabb-ku dan Rabb-mu.


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJADI KARYA^^

Wassalamu’alaikum….


http://ibnuabdulrocman.blogspot.com/

Kamis, 21 Januari 2010

JANGAN PALINGKAN WAJAH-MU DARIKU

JANGAN PALINGKAN WAJAH-MU DARIKU

Tertatih dalam langkah
Mencoba tegar pada tumpuan yang lemah
Mencoba bangkit dari dasar lembah
Menuju puncak yang kian susah

Ya Rabb…
Jatuh bangun aku menggapai-Mu
Babak belur hatiku menuju-Mu
Nurani dan nafsu tak henti beradu
Sejenak bangkit, sejurus tersungkur
Kadang naik, sering futhur

Ya Rabb….
Seburuk apapun diriku
Engkau lebih Tahu
Ku akui semua dosaku
Semua kelemahan dan kebodohanku

Ya Rabb….
Jangan Kau hukum aku karena dosa itu
Jangan Kau siksa sebab kebodohanku
Jangan lepaskan azab-Mu karena kelemahan yang ada padaku

Ya Rabb….
Bukankah ampunan-Mu dari pada marah-Mu
Aku juga tahu dengan keadilan-Mu
Satu pintaku ya Rabb…
Jangan pernah sedetikpun wajah-Mu berpaling dariku
Pandanglah aku dengan rahmat-Mu
Temani aku di setiap langkah hidupku
Kepada siapa lagi ku hadapkan wajah ini
Kalau bukan kepada-Mu


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^

ibnu abdul rocman

Sabtu, 16 Januari 2010

UHIBBUKUM FILLAH…

UHIBBUKUM FILLAH…

Assalamu’alaikum….

Apa kabar sahabat…. Semoga selalu dalam selimut rahmat dan ampunan-Nya.

Sahabat…. Semoga ukhuwah ini akan tetap terjaga selamanya. Meski mata tak lagi bisa bertatap, meski tangan tak bisa lagi berjabat, meski jarak tak lagi dekat, namun aku selalu berharap ikatan ini tetap kuat dalam jalinan silaturahmi.

Sahabat….. maafkan jika banyak khilaf tersemat, maafkan jika ada perbedaan pendapat. Bersabarlah akan konflik yang pernah melekat.

Sahabat…. Maafkan jika belum bisa adil dalam berbagi, maafkan hati yang lebih pada satu sisi, dan kurang pada sisi yang lain. Maafkan bila masih memilih diantara yang terbaik, Maafkan bila cinta ini masih rapuh.

Ya Allah, hangatkanlah ukhuwah ini dengan selimut cinta-Mu. Kabarkan pada sahabatku bahwa aku mencintainya karena-Mu. Bersihkanlah cinta ini dari nafsu dan dari apa-apa selain-Mu.

Aku belum bisa layaknya seorang ibu yang mencintai buah hatinya, yang mencinta tanpa pamrih. Apalagi, aku tak kan bisa seperti-Mu yang mencintai dan menyayangi
hamba-Mu sepanjang waktu, tanpa peduli bagaimana balasan hamba terhadap cinta-Mu.
Karena memang Kau tak butuh balasan itu.

Namun ya Allah, kuatkanlah cinta yang rapuh ini. Rekatkan ikatan yang renggang ini. Bersihkan jalinan yang masih ternoda ini dari selain-Mu.

Ya Allah, dengan segala kekurangan dan kelemahannya, ridhailah ukhuwah ini. Jadikanlah cintaku dan cintanya tulus murni karena-Mu.

Sahabat…. Izinkan aku berkata, “UHIBBUKUM FILLAH”
Jazakumullahu khoiir…


Wassalamu’alaikum…


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJADI KARYA^^


http://ibnuabdulrocman.blogspot.com/

Jumat, 15 Januari 2010

BETAPA ALLAH SAYANG KEPADA HAMBA-NYA

BETAPA ALLAH SAYANG KEPADA HAMBA-NYA

Assalamu’alaikum….

Apa kabar sahabat fillah? Semoga syukur senantiasa tersemat ke hadirat-Nya yang Maha Pemberi rahmat.

Sahabat, diantara nikmat Allah kepada hamba-Nya adalah Ia berikan rizki dan kecukupan kepada hamba serta ia selalu mengingatkan kita jika lupa, menegur jika salah. Semua itu agar kita tidak kebablasan keluar dari jalur yang seharusnya.

Jalan fitrah manusia adalah kepada Rabb-nya, namun karena hawa nafsunya manusia keluar dari jalan yang lurus yang diridhai-Nya. Kadang manusia lebih memilih kenikmatan sesaat dari pada kenikmatan di sisi-Nya yang lebih baik dan lebih kekal. Semua itu karena manusia belum mengenal Rabb-nya.

Betapa kasih sayang Allah melebihi segala-galanya, lebih dari kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, suami terhadap istrinya, kakak dengan adiknya dan lain sebagainya. Betapa rahmat ampunan-Nya lebih besar dari pada amarah-Nya. Sungguh tangan rahmat-Nya terbentang dari ufuk timur sampai barat menanti hamba-Nya memohon ampun dan berserah diri.

Rindu akan hamba-Nya yang bertaubat, bersimpuh di kaki-Nya, menghiba di pintu gerbang-Nya. Bahagia-Nya melebihi seorang musafir yang menemukan untanya yang hilang, sungguh Dia Maha Penyayang diantara para penyanyang.

Sahabat, tak kan habis kata untuk memuji-Nya, Takkan sanggup kita memuji seindah pujian Allah kepada diri-Nya, karena Dia maha segalanya.

Sahabat, salah satu bentuk kasih sayang-Nya adalah Dia coba hamba-Nya dengan musibah, penderitaan hidup yang bertubi-tubi agar sang hamba bersih dari kesombongan, kecongkakan akan kemampuannya. Agar hamba sadar sebesar apapun yang ia capai di dunia, semua adalah karunia-Nya semata.

Sahabat, semoga kita selalu bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari apa saja yang terjadi pada lembaran kehidupan kita. Yakinlah ada Allah di baliknya.


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^


Wassalamu’alaikum…..

Rabu, 13 Januari 2010

PANTASKAH RABB DIPERMAINKAN??

PANTASKAH RABB DIPERMAINKAN??


Aku tahu khianat

Namun pandangan tetap melesat

Tahu zina

Tetap saja terlena

Terbuai nikmat semu

Tak mampu membendung laku

Di mana rasa malu

Seakan hilang ditelan nafsu

Shalat kutegakkan

Maksiatpun mengiring jalan

Kemarin menangis

Hari ini ketagihan

Kalah dan terus kalah

Di saat hati kian melemah

Taubat hanya jadi permainan

Pastaskah Rabb dipermainkan

Membutuhkan-Nya kalau ada keperluan

Setelah itu kau campakkan

Kau lari dan terus berlari

Meningggalkan Rabb yang selalu menati

Telah amankah dengan shalatmu

Amankah dengan uzlah malammu

Amankah dengan iman yang hanya seujung kuku

Siapakah yang lebih rugi

Dari pada manusia yang merasa aman

Aman dari azab yang berat

Aman dari huru-hara kiamat

Aman dari neraka yang menjerat

Rahmat-Nya-lah yang bisa membuat kita selamat

Dengan sesal serta sebenar-benarnya taubat



Ibnu Abdul Rochman

Senin, 11 Januari 2010

PERGUNAKANLAH WAKTUMU SEBAIK MUNGKIN

PERGUNAKANLAH WAKTUMU SEBAIK MUNGKIN
Assalamu’alaikum….

Apa kabar sahabat…. Semoga iman tetap melekat di dada, semakin subur di jiwa dan semoga kelak menghasilkan buah yang manis di penghujungnya.

Tentu sahabat semua tahu, betapa waktu yang diberikan Allah kepada kita tidaklah banyak. Semua mempunyai jatahnya masing-masing yang kita tidak tahu sampai kapan usia kita berakhir.

Sahabat, ketahuilah bahwa perjalanan kita sangat panjang dan melelahkan, begitu banyak permata yang harus kita kumpulkan, begitu banyak kewajiban yang tertumpu di pundak, sedang waktu kita semakin hari kian mendesak.

Maka dari itu sahabat, gunakanlah waktumu sebaik mungkin, jangan pernah engkau sia-siakan. Janganlah terlena dengan indahnya fatamorgana yang menyebabkan engkau kehilangan permata yang sesungguhnya.

Bila telah tiba saatnya Rabb memanggil kita, bila telah sampai waktu kita bertolak dari dunia fana, saat itulah tertutup lembaran-lembaran episode kehidupan ini. Habis sudah waktu untuk mengumpulkan permata. Selesai sudah kesempatan untuk mencari bekal saat tiba kematian.

Kematian itulah pemutus kenikmatan yang akan membawa kita ke gerbang kehidupan berikutnya, dimana nasib kita selanjutnya tergantung pada permata yang kita kumpulkan, tergantung bekal yang sudah kita persiapkan. Jika permata yang kita bawa, bahagialah kita menyongsong episode selanjutnya, namun bagaimanakah dengan mereka yang gagal mengais permata, tentulah kehidupan yang sulit akan dialaminya.

So, sudah saatnya kita menyingsingkan lengan baju untuk sekuat tenaga berusaha mengais permata yang akan membawa kita kepada kebahagian dunia dan kebahagiaan di akherat khususnya.

Semoga Allah senantiasa membimbing kita agar selalu istiqomah menapaki jalan-Nya. Amiin ya Rabbal’alamiin.

^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^

Wassalamu’alaikum….

Ibnu Abdul Rocman

Minggu, 10 Januari 2010

JANGAN KAU TURUTI PANDANGANMU

JANGAN KAU TURUTI PANDANGANMU
Assalamu’alaikum….
Apa kabar sahabat, semoga tetap tegar dengan segala macam godaan, dengan segala macam pandangan yang membinasakan, Karena sesungguhnya Allah Maha Tahu pandangan mata yang khianat serta pandangan yang menjurus kepada syahwat.

Sahabat, dalam segala aktivitas yang kita lakukan di luar rumah sering kita temui berbagai macam pemandangan yang kalau kita tidak pandai menjaga mata ini, kita akan terjerumus dalam hal-hal yang mengarah kepada zina. Ya, zina mata.
“Pandangan merupakan salah satu anak panah (senjata) iblis.” (HR Hakim dan Thabrani)

Sahabat, janganlah kau turuti satu pandangan dengan pandangan yang lain, karena setelah pandangan pertama yang kau turuti berasal dari syetan. Begitu pandainya syetan menghembuskan bisikan-bisikan, janji-janji palsu yang menipu yang pada akhirnya akan menyebabkan mausia tercebur dalam kenikmatan sesaat yang berujung pada penyesalan yang tiada berkesudahan di hari akhir kelak.

Karena pandangan itu terpancing nafsuku/
Bisikan-bisikan yang memburu/
Membuat syahwat kian terpacu/
Hatiku masih terlalu lemah membendung/
Hatiku seolah terkungkung/
Tanpa sadar kudapati diri ini tersungkur/
Kurasakan sesaat kenikmatan/
Berujung dosa yang kian menyakitkan/
Andai bisa kutepis pandangan/
Andai iman terpatri dalam/
Hanya pada-Mu diri ini kupasrahkan//


Oke sahabat…. , tetap jaga pandangan, jangan biarkan ia berkeliaran bebas tanpa aturan…. Jika tidak kau kendalikan…. Kebinasaanlah yang akan kau dapatkan.
Wallahu a’lam.

^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^

Wassalamu’alaikum….

Ibnu Abdul Rochman

Jumat, 08 Januari 2010

JELAJAHILAH INDAHNYA BUMI

Assalamu’alaikum….
Apa kabar sahabat… semoga selalu berselimut rahmat dari Dzat yang Maha Melimpahkan rahmat.

Sahabat…., Jika hati sempit terasa, jiwa gundah gulana, derita hidup seakan mendera, cobalah sejenak untuk kita berhenti dari segala permasalahan hidup yang menggelayuti. Cobalah barang sejenak kita berfikir untuk mencoba keluar mengintip indahnya pagi ditemani hangatnya mentari.

Tak ada salahnya menyempatkan waktu untuk berjalan menyusuri indahnya bumi, dengan segala macam aneka warna yang menghiasi. Lihatlah hijaunya pemandangan pegunungan, birunya laut, cerahnya langit serta bejuta warna di dalamnya.

Cobalah sekali-kali menikmati indahnya tilawah di tengah hijaunya rumput-rumput dipegunungan, ditemani semilir angin yang menenangkan, ditemani kicau burung yang merdu menembus qolbu. Menyatulah dengan alam dan rasakan sentuhan alaminya, aliran hawa murni dalam diri.

Di lain hari, kunjungilah si biru laut. Dengarkan deburan ombak yang menggoda, desiran angin yang menelisik hati, gesekan pasir pantai yang seolah siap diajak berbagi.

Jangan lupa jenguk juga gemericik air sungai yang bening menghadirkan ketenangan, mengalirkan hawa kesejukan. Menyatulah dengannya dalam hikmatnya bertasbih kepada-Nya.

Tengoklah malam yang terang dengan bulan dan bintang gemintang. Niscaya optimis akan segera datang. Benarlah Allah dalam segala macam ciptaan-Nya, serasi dan seimbang, tiada cacat dalam pandangan. Bahkan mata manusialah yang mengalami kepayahan.

Semoga dengan waktu yang kita luangkan untuk menjenguk alam, bisa menghadirkan suasana baru yang menentramkan, untuk kita meraih semangat baru dalam menunaikan kewajiban.

Selamat Menjelajahi Indahnya Bumi. Semoga Rahmat Allah senantiasa menaungi. Amin ya Rabbal ‘alamiin.

^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^


Wassalamu’alaikum….


Ibnu Abdul Rochman

Kamis, 07 Januari 2010

MENGGAPAI SEJATINYA BAHAGIA

Assalamu’alaikum….

Apa kabar sahabat pena? Semoga tetap bahagia merangkai asa, menggapai sejatinya bahagia.

Bukanlah bahagia ketika kita bisa menguasai dunia dengan segala fasilitasnya. Bukanlah bahagia itu dengan banyaknya emas dan permata. Bukan juga dengan perniagaan yang mendatangkan banyak laba.

Apalah guna menguasai dunia, jika hati sempit karenanya. Bagaimana bisa bahagia jika hati resah, gundah gulana memikirkan harta benda yang ditakuti kehilangannya. Tanpa iman, apalah artinya itu semua. Hanya membuat sempit di dada.

Sahabat pena, setujukah Anda…. Bahagia adalah ketika kita bisa menghamba kepada Rabb kita. Ketika kita bisa menghadapkan wajah kita kepada wajah-Nya. Khidmat dan khusyu dalam shalat yang sempurna. Ridha dengan segala pembagian yang kita terima.
Setiap saat lidah ini basah karena dzikir kepada-Nya, tak terlewatkan malam-malam indah saat bersama-Nya, memohon di depan pintu gerbang rahmat-Nya. Intinya, kebahagiaan sesungguhnya adalah ketika kita bisa memalingkan hati kita hanya keharibaan-Nya.

Sahabat pena…. Gapailah terus cinta-Nya dengan memperbanyak amalan sunnah kepada-Nya, persembahkan yang terbaik untuk Allah kekasih kita. Mudah-mudahan cinta Agung-Nya selalu menaungi kita.


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^

Wassalamu’alaikum….


Ibnu Abdul Rochman.

KETIKA MANUSIA BERADA PADA PUNCAK KEMAKSIATAN TERHADAP RABB-NYA

Assalamu’alaikum…

Apa kabar shabat, semoga hati kita selalu diterangi cahaya dari-Nya karena Dia-lah Dzat yang memiliki cahaya di atas cahaya.

Sahabat, kadang dalam kehidupan yang kita jalani dengan segala lika-liku yang mewarnai, dengan berbagai ujian dan cobaan yang menyertai, kita sering dihadapkan pada suatu kondisi di mana kita begitu rapuh, terpuruk dan begitu sulit untuk bangkit.

Begitupun hubungan kita dengan Allah Subhanahu wata’ala. Kadang merasa sangat dekat, kadang seakan sangat jauh dari-Nya. Kedekatan yang belum seberapa - yang bahkan kita tidak mengetahui apakah yang kita anggap sebagai kedekatan kepada-Nya, apakah dekat juga menurut-Nya. Karena Allah lebih tahu akan hakekat hati hamba-Nya – berganti seketika dengan jarak yang begitu jauh akibat perbuatan aniaya yang kita perbuat.

Ada saat dimana manusia berada pada puncak ketaatan kepada Allah Subhanahu wata’la, namun banyak diantara kita yang begitu kepayahan menjaga keistiqomahannya. Kwalahan dengan berbagai godaan dan tipu daya. Dengan lihai syetan memperdaya manusia, melancarkan semua jurus pamungkasnya demi menjauhkan hamba dari Rabb-Nya.
Ada juga, saat dimana manusia berada pada titik terendah keimanannya. Titik terjauh dari Rabb-nya. Berada dalam posisi puncak kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Betapa menderitanya ketika kita berada pada titik terendah, bergelimang dosa, berkubang lumpur kemaksiatan, terselubung hawa nafsu yang mematikan. Begitu jauh cahaya-Nya yang hampir-hampir kita tidak dapat melihat jari-jari di depan mata. Jauhnya kita dari Rahmat dan Ampunan-Nya. Wajah malu, bibir terasa kelu untuk menyebut nama-Nya.

Namun sudah menjadi Qodrat dan Iradah-Nya, ketika Allah telah menetapkan kebaikan kepada hamba-Nya, yang Dia abadikan dalam kitab mulia Lauhul Mahfudh, betapapun manusia berada pada puncak keberpalingannya, berada pada titik terendah kehidupan nuraninya, dalam gelap selalu ada setitik cahaya yang menerangi. Dalam hatinya yang selalu gelisah berkepanjangan akan ada angin petunjuk yang menenangkan. Dalam jiwa yang gersang menetes bening embun yang dingin menyejukkan.

Begitulah Allah, selalu punya rahasia terindah untuk hamba-Nya. Dialah Rabb yang memiliki begitu banyak cara dan hikmah untuk memberikan cahaya-Nya kepada hamba-Nya.
Dia ulurkan benang kehidupan hamba-Nya. Allah biarkan hamba-Nya berbuat sekehendaknya, bergelimang dosa, berselimut gelap. Namun dengan kelembutan dan kasih sayang-Nya, dalam sekejap Allah tarik benang itu dengan cahaya-Nya hingga sang hamba kembali taat pada-Nya, menjalani kehidupan sesuai dengan fitrah dan kemauan-Nya.

Ya Allah…, Berikan Taufik dan Hidayah-Mu untuk kami menjalani hidup ini sesuai dengan kehendak-Mu dan Ridha-Mu. Amin ya Rabbal ‘alamin.


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^


Wassalamu’alaikum….


Ibnu Abdul Rochman.

TERSENYUMLAH MESKI HATIMU SEDANG TAK NYAMAN

Assalamu’alaikum…

Apa kabar sahabat perangkai kata? Semoga setiap hari kita senantiasa dalam naungan rahmat-Nya, pertolongan juga pembelaan dari-Nya. Semoga apa yang kita usahakan berujung pada senyum kebahagiaan buat kita dan orang-orang tercinta, amiin.

Sahabat…, setiap diri kita tak kan pernah lepas dari suatu masalah, baik itu besar, kecil, ringan, berat yang acapkali membawa kita pada suatu kondisi dimana kita sampai larut dan tenggelam di dalamnya.

Berat-ringannya suatu masalah yang ada tergantung bagaimana hati kita menyediakan ruang untuk menampungnya. Semakin hati kita lapang, semakin kecil pula masalah yang ada meski menurut sebagian orang merupakan masalah besar. Begitupun sebaliknya, masalah yang kecil akan kita rasa besar manakala hati ini sempit tanpa cahaya. Hati gelap karenanya.

Sahabat…, betapapun pandainya kita menyembunyikan isi hati namun akan tampak juga keadaannya lewat bahasa tubuh yang merupakan refleksi dari suasana hati. Tak jarang masalah yang ada membuat wajah kita menjadi murung, sedih dan senyum seolah menjauh.
Bahkan orang-orang disekitar bisa saja terkena dampaknya. Dari sini akan mengakibatkan terganggunya interaksi. Mereka seakan enggan untuk mendekat kepada kita ketika wajah berselimut mendung bagaikan langit tanpa mentari.

Sahabat…, alangkah baiknya jika kita bisa membungkus rapat-rapat masalah yang ada sehingga terjaga aman dalam hati dan wajah tetap berseri. Memang wajar ketika kita bersedih terhadap masalah atau musibah yang menimpa, namun jangan sampai temen-temen kita melihat pancarannya lewat wajah dan bahasa tubuh kita. Cukuplah bagi kita dan Allah yang mengetahuinya.

Berusahalah untuk tetap tersenyum dengan wajah ceria dihadapan semua orang, meski hatimu sedang tak nyaman. Kalau kita melihat saudara kita bermuram durja, tanyakan padanya bagaimana keadaannya, sediakan waktu yan cukup untuk menjadi pendengar terbaiknya dan jadikan bahumu menjadi sandarannya. Semoga hati kita bahagia dengan membantu meringankan beban mereka.

Wallahu A’lam.

^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^

Wassalamu’alaikum…

Ibnu Abdul Rochman

Ikhlaskan hati ini menerima pembagian-Mu

Hari-hariku selalu dalam penantian

Menyambut para utusan

Duduk, berdiri menyambut perantara harapan

Pembawa kabar gembira, penyampai rizki-Nya

Ya Allah, selimutilah aku dengan selendang kesabaran

Semua kujalani karena sudah merupakan kewajiban

Pengisi waktu menunggu panggilan adzan

Ya Allah…

Jadikan setiap langkah adalah ibadah

Senyumku sebagai sedekah

Peluhku melebur dalam sabarku

Ikhlaskan hati ini menerima pembagian-Mu

Jadikan sabar dan syukur senjata ampuhku

Ya Allah, aku ridha dengan pemberian-Mu

Jadikan pula aku ridha atas apa yang Kau bagikan kepada saudaraku

Jauhkan hasad dengki dari hatiku

Ya Allah…

Ingatkanlah aku, ” tak usah sedih atas apa yang luput darimu

Usah terlalu girang atas sesuatu yang menjadi bagianmu”

Yakinlah selalu, apa yang di sisi-Mu adalah lebih baik bagiku


Ibnu Abdul Rochman

AKU MALU BARTAUBAT KEPADA-MU

Assalamu’alaikum…

Apa kabar sahabat… bagaimana dengan imanmu, bagaimana kau jalani harimu..?
Semoga hariku dan harimu selalu lebih baik seiring dengan semakin menanjaknya iman di qalbu. Insya Allah… Amiin.

Sahabat… beruntunglah kalau dalam hati kita masih tersimpan rasa malu. Dengan rasa itu bisa menghindarkan kita dari hal-hal yang buruk karena dorongan hawa nafsu.
Sahabat pasti sudah sama-sama tahu, malu juga salah satu dari cabangnya iman. Orang yang tidak tahu malu akan melakukan apa saja sekehendak hatinya, tidak pandang perbuatan itu sesuai dengan norma atau melanggar aturan demi memuaskan keinginannya.

Allah adalah Dzat yang paling berhak kita merasa malu kepada-Nya. Dia-lah yang memberi makan ketika kita lapar, memberi rasa aman ketika kita dicekam ketakutan. Setiap saat Dia dalam kesibukan, melayani hamba-Nya.

Tak jarang kita sebagai hamba, lebih merasa malu kepada sesama manusia ketimbang kepada Rabb Aza wa jalla. Malu berbuat maksiat dihadapan manusia tapi tidak malu di lihat oleh-Nya, seakan lupa bahwa Allah Melihat kita, Allah bersama kita dan Allah Menyaksikan setiap tindak-tanduk kita. Setiap jiwa ada dalam genggaman-Nya.

Ya Allah, betapa banyak dosa yang telah kami lakukan/

Betapa maksiat yang selalu berulang/

Siang taubat, malam kembali maksiat/

Pagi menangis sesenggukan, sore kembali kelembah kehinaan/

Ya Allah, aku malu menengadahkan wajahku kepada-Mu/

Malu mengangkat tangan di depan Pintu gerbang-Mu/

Malu bertaubat kepada-Mu /

kalau pada akhirnya kukotori sendiri taubat itu/

Ya Allah, dengan Rahmat dan Ampunan-Mu/

Seluas langit dan bumi/

Ampuni dosa yang semakin membumbung tinggi/

yang seolah tak terampuni/

Yakinkan hati mampu mengabdi tulus suci/

Hingga tercapai pengabdian yang hakiki/

Hasbunallah wa ni’mal-wakiil/

Ni’mal maulaa wa-ni’man-nashiir//



^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^


Wassalamu’alaikum…


Ibnu Abdul Rochman

HANYALAH PADA-NYA KEBAHAGIAAN SEJATI KITA TEMUKAN

Assalamu’alaikum…

Apa kabar sahabat… Semoga pagi yang diselimuti mendung tak hanya membuat kita termenung, buatlah asamu tinggi membumbung. Lihatlah, di belahan bumi yang lain masih ada pagi yang berseri yang selalu menularkan energi yang membuaat kita bersinergi membangun prestasi.

Sahabat, setiap langkah kaki yang kita ayunkan adalah perjuangan melawan hidup. Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan hamba-Nya.
Bersyukurlah sahabat, ketika Allah masih mau mengingatkan kita ketika lupa, menegur ketika kita alpa. Memberikan cobaan karena itu pertanda adanya keimanan di dalam dada, memberikan ujian karena Allah ingin kita tetap lurus dalam menyusuri jalan-Nya. Dia tak ingin kita terus tenggelam dalam kenistaan. Syukurilah wahai sahabat akan perhatian dan kasih sayang-Nya. Kita lemah tak berdaya tanpa bantuan-Nya.

Wahai sahabat, berulangkali kita diingatkan bahwa hidup kita hanya sementara. Berapalah jatah umur kita yang tak pernah jauh dari angka enam puluh tiga, sebagaimana umur Junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Bagaimana umur kita, apakah banyak digunakan untuk lebih mendekat pada-Nya, atau lebih banyak yang sia-sia. Karena sejatinya, hidup yang sebenarnya adalah ketika kita taat dan ingat kepada-Nya. Ketika kita pergunakan waktu yang ada untuk beribadah kepada-Nya. Perbuatan yang sia-sia sama saja mengurangi jatah hakekat hidup kita yang sebenarnya.

“Bukanlah kebahagiaan itu terletak pada banyaknya kepemilikan/

Tak kutemukan ia dalam tingginya jabatan/

Tak ada juga pada wanita yang cantik rupawan/

Tapi kutemukan kebahagiaan dalam khusyu’nya shalat/

Khusyu’nya bermunajat/

Dalam indahnya berkhalwat pada-Nya/

Ya, hanyalah pada-Nya kebahagiaan sejati kita temukan//


Begitulah sahabat, tak terkira, tak tergambarkan kebahagiaan seorang hamba ketika telah menemukan Rabb-Nya dalam kehidupannya. Dia mendapat jamuan Allah lewat khusyu’nya shalat, ratapan, tangisan ketika yang lain terbungkus selimaut malam. Mereka bahagia dalam tangisnya yang penuh cemas dan harap pada-Nya.
Semoga kita semua bisa menemukan kebahagiaan itu dalam setiap aktivitas ibadah yang kita tujukan hanya kepada-Nya. Amin ya Rabbal ‘alamiin.


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^

Wassalamu’alaikum…

Ibnu Abdul Rochman

Alangkah Indahnya jika Semua Terencana dengan Cermat

Assalamu’alaikum..

Apa kabar sahabat pena, semoga di tahun baru yang bahagia membuat kita semakin semangat mengejar asa, merencanakan selaksa impian yang akan kita raih di masa yang akan datang.

Sahabat… sadarkah kita, bahwa berlalunya waktu, lewatnya tahun hakekatnya adalah berkurangnya jatah umur kita. Apapun yang telah kita capai di tahun lalu, berupa kebaikan, mudah-mudahan mendapat ridha-Nya. Dan segala keburukan dan alfa yang terlanjur kita perbuat, berharap Allah yang Maha Pengampun akan melimpahkan maghfirah-Nya kepada kita semua.

Sahabat yang dirahmati Allah, awal tahun merupakan momentum yang sangat tepat kita merencanakan segala sesuatu, baik impian, keinginan-keinginan yang akan kita capai, minimal satu tahun ke depan. Tentunya kita sadar bahwa hidup tidaklah selamanya. Ada satu titik dimana kita akan menujunya, dan semua orang mau atau tidak mau, siap atau tidak siap pasti sampai kepada titik itu. Itulah kematian yang setiap saat akan datang.

Seyogyanya, kita menyeimbangkan antara amal untuk dunia dan amal untuk bekal kita ke alam keabadian nanti dan segalanya harus kita rencanakan dengan tepat. Alangkah indahnya jika semua terencana dengan cermat. Kita catat rencana kita dalam buku harian, diary atau apapun yang rencana itu bisa kita lihat kapan saja. Mungkin bisa juga dalam satu tahun itu kita bagi dalam dua belas bulan, dari satu bulan kita bagi lagi menjadi empat minggu atau bisa juga kita buat agenda harian. Misalnya, kita akan membaca Alqur’an sehari satu juz, dua juz, atau berapa halaman. Dalam satu hari berapa halaman buku agama yang kita baca. Dalam satu bulan berapa kali khatam Al-Qur’an, berapa buku agama yang selesai kita baca. Bagaimana dengan shalat fardhunya, shalat-shalat sunnahnya, tahajjudnya, semua direncanakan dan di agendakan. Insya Allah dengan begitu semua akan terlaksana dengan seksama asalkan kita istiqamah dalam menjalankannya. Begitupun dengan urusan dunia, yang tentunya sahabat sekalian lebih faham.

Dengan perencanaan yang tepat, semoga akan tercapai lebih cepat serta meraih kebahagiaan dunia dan akherat. Jangan lupa selalu mohon bantuan-Nya, mohon kekuatan dari-Nya, sehingga kita selalu berada dalam kehatan rahmat-Nya.
Baik sahabat, marilah kita berfastabiqul khairat.


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^


Wassalamu’alaikum..


Debyan Haji Prastyo/Ibnu Abdul Rochman

RANGKAIAN KATA UNTUK SANG WANITA HEBAT

Assalamu’alaikum…

Apa kabar sahabat… semoga sukses yang melekat, tak menjadikan kita lupa pada sosok wanita yang begitu hebat. Sedikit rangkaian kata untuk sang wanita hebat semoga bermanfaat.

Ibu..
Aku tak tahu harus memulai kata-kata
Karena begitu banyak jasa yang kau cipta
Pengorbanan, kasih sayang, penderiataan dan kebahagiaan bercampur dalam asa
Terselip harapan semoga anakmu lebih bahagia
Tak merasakan apa yang sekarang kau derita

Ibu…
Tak sedikitpun terbersit dalam hatimu
Nak, bisakah kelak engkau mengembalikan semua itu?
Tak pernah terpikirkan olehmu
Bahagiaku adalah hidupmu

Ibu…
Maafkan aku yang sering lupa
Melupakanmu yang telah mengantarku hingga dewasa
Mengenalkanku akan terangnya cahaya
Untuk kebahagiaan di dunia dan akherat sana

Maafkan anakmu
Hanya sedikit waktu untuk mengingatmu
Tak akan pernah bisa membalas jasa meski seujung kuku
Jarak yang jauh telah memisahkan engkau dan aku
Ya Allah tolong jaga ibuku
Sayangilah ia sebagaimana ia menyayangiku selalu
Ya Allah kupasrahkan ibuku kepada-Mu.

^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^

Wassalamu’alaikum…

Ibnu Abdul Rochman.

TERIMA KASIH SHABAT… TELAH MENGAJARIKU SELAMA INI

Assalamu’alaikum…

TERIMA KASIH SHABAT… TELAH MENGAJARIKU SELAMA INI

Terima kasih sahabat…,
Mungkin hanya itu yang bisa terucap sekarang, tidak lebih dan tidak kurang.
Terima kasih sahabat, telah menemani setiap hariku. Kau hiasi hidupku hingga penuh warna, suka-duka terlewati bersama. Meski aku jauh dari keluarga, denganmu sahabat aku berbagi segala penat yang melekat, meski pekerjaan seharian tidak terlalu berat.

Terima kasih sahabat…,
Telah mengajariku tentang kehidupan, tentang kesabaran, tentang bagaimana mengelola dan menjaga hati. Ketika kau mengatakan, “Janganlah segala sesuatu ditanggapi dengan emosi”, itu yang selalu terngiang hingga hari ini. Namun, diriku tetaplah manusia biasa yang sering kesulitan menjaga emosi ini.

Teima kasih sahabat…,
Telah bersedia memberi dan menerima nasehat, menjadi pemerhati dan pendengar yang sabar. Tak jarang diriku melakukan kesalahan, namun dengan bijak kau mengingatkan. Kau dukung aku dalam kebenaran dan mencegahku dalam tindak kemungkaran.

Terima kasih sahabat…,
Kau ikut bahagia kala ku gembira, begitupun sebaliknya, empatimu ada saat kesedihanku menerpa. Kau temaniku di saat yang lain entah kemana. Ya Rabbii, terima kasih kau hadirkan sahabat sejati ini.

Sekali lagi, terima kasih sahabat…,
Terima kasih telah menghingatkan aku menghadap Ilahi, setiap Dia memanggil. Kau utamakan aku untuk segera menuju Rabb-ku padahal itu makruh bagimu, mungkin kau belum tahu itu, atau mungkin kau begitu menghargai aku.

Sahabat…, semoga ikatan ini tercipta karena buah dari cinta kita kepada-Nya. Mudah-mudahan persahabatan ini akan membimbing hati-hati kita untuk lebih dekat kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Ya Allahu yaa Rabbii…,
Kuatkanlah persahabatan ini dengan ikatan-Mu yang suci. Kumpulkanlah kami ke dalam syurga-Mu bersama orang-orang yang saling mencintai karena-Mu.


Ya Allah yaa Rabbii…,
Jadikanlah diri kami sahabat sejati bagi sahabat-sahabat kami, yang bisa saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Jadikan persahabatan ini abadi hingga kehidupan setelah akhir nanti.
Amiin… amiin yaa Rabbal ‘Alamiin.

Wassalamu’alaikum…

^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^


Ibnu Abdul Rochman

PANTASKAH AKU MENYALAHKAN HAWA NAFSU

Siapakah dirimu yang begitu pandai merayu
Merayu diriku hingga lupa waktu
Lupa akan kewajibanku
Mengacak-acak ketrentraman jiwaku
Hingga meluluh-lantakan keimananku

Hatiku tercabik, tersayat penuh luka
Bukan sembarang luka
Karena ia lebih dari sekedar lara
Yang meliputi duka nestapa

Kau tipu aku dengan segala muslihatmu
Kau jadikan indah perbuatan yang busuk itu
Hingga mencoreng kesucian fitrahku
Kau torehkan noktah hitam di qalbu
Wahai sang hawa nafsu

Kau seret diriku ke lembah kenistaan
Kau campakkan aku dalam jurang kehinaan
Kau jauhkan aku dari Rabb-ku tiada berkesudahan

Ya Rabb…
Haruskah aku menyalahkan hawa nafsu
Atau dirikulah yang tak mampu
Memimpin dan menjaga amanah-Mu
Ya Rabb.. berikanlah taufiq dan hidayah-Mu.


Ibnu Abdul Rachman

Ayahku Dalam Pandangan Mata Kecilku

Assalamu’alaikum..

Apa kabar para perangkai kata? Masih tetap semangat dengan rangkaian kata indahnya? Semoga apa yang kita rajut bersama tidak sampai menafikan-Nya. Amin.

Ada sekelumit kisah yang sebenarnya mungkin tidak begitu penting untuk dipaparkan di sini. Namun, apa yang akan kutorehkan semoga bisa dijadikan ibrah untuk kita semua, dan sebelumnya aku mohon ampun kepada Allah Subhanahu wata’ala karena membuka tabir yang telah ditutup-Nya sempurna.

Sebagaimana kita tahu bahwa seorang ayah pasti sangat berperan penting dalam kehidupan keluarganya. Untuk kelangsungan hidup istri dan anak-anaknya. Bagaimana seorang ayah rela mengorbankan waktu dan seluruh kemampuannya untuk mencari nafkah, bekerja membanting tulang, memeras keringat untuk anak dan istrinya. Betapa sang ayah yang begitu bertanggung jawab ketika harus mencarikan uang untuk biaya sekolah anaknya, untuk obat ketika sakit buah hatinya, dan segala macam kebutuhan dia pikul sendiri dalam memenuhinya.

Karena begitu sibuknya kadang sang ayah lupa, bahwa ada si mungil yang membutuhkan perhatian dan belaian kasih sayangnya. Ada anak-anak yang perlu semangat dan dorongan untuk membuatnya semangat menghadapi kehidupan barunya bersama teman-teman di luar sana. Teman-teman di sekolah, teman bermain di sekitar rumah, dan sebagainya. Dimana seorang ayah karena kelelahan dalam mencari nafkah, sehingga pasrah dengan sang ibu dalam mendidik dan mengasuh anaknya, sedang ia lupa bahwa seorang anak juga butuh figur seorang ayah yang bisa bercanda, tertawa dan menjadi teman akrabnya untuk berbagi cerita segala sesuatu yang dialaminya dilingkungan selain di rumahnya.

Begitupun diriku yang tidak bisa berakrab ria dengan ayahku. Aku merasakan bahwa lebih nyaman ketika bertukar cerita dengan ibu. Ibu yang menjadi curahan hati, tumpuanku ketika nyeri. Dibenakku waktu itu, ayah adalah sosok yang sangat menakutkan, mungkin tidak cuma aku. Adikku juga merasakan itu. Beliau temperamen. Sekali melakukan kesalahan, bentakan pasti kami dapatkan, cubitan sampai pukulan pernah kami rasakan.

Pikiran kecilku waktu itu belum bisa memahami apa maksud dari didikan ayahku yang seperti itu. Apakah itu untuk kedisiplinan atau apa, tapi yang tertanam dalam alam bawah sadarku adalah, ayahku seorang yang galak, pemarah dan hal negative lainnya yang membuatku takut berlama-lama dengannya.

Ibu tak bisa berbuat apa-apa. Beliau hanya diam tanpa kata ketika melihat ayah sedang menceramahi kami, paling setelah ayah selesai dengan marah-marahnya dan berlalu, barulah ibu menasehati kami, menenangkan kami, membesarkan hati kami.

Ayah juga ketat dalam hal televisi. Pernah suatu ketika, kami ketahuan nonton televisi di rumah tetangga. Waktu itu masih SD kira-kira. Ayahku marah dan membawakan pelepah kelapa untuk memukul kami. Kami sempat dipukul, meski tidak sampai berdarah. Tapi Alhamdulillah, setega-teganya ayah, tak pernah dia memukul atau menampar muka.

Kadang aku iri dengan anak lain yang bisa begitu akrab dengan ayahnya, bermain, bercanda, dan sebagainya. “Ah, semua ayah punya caranya sendiri untuk mendidik buah hatinya”, pikirku setelah aku dewasa.

Dalam perkembangannya, seorang anak yang mendapat perlakuan kasar dari orang tuanya bisa menyebabkan hal-hal yang tidak baik di masa dewasanya. Begitulah tulisan yang pernah kubaca. Ada yang menjadi krisis kepercayaan atau kurang percaya diri, tertutup dan susah bergaul serta bersosialisasi dengan orang lain, dan masih banyak lagi akibat buruk lainnya.

Begitulah diriku, kadang aku merasa kurang percaya diri ketika berhadapan dengan orang yang belum aku kenal, bahkan sampai sekarang aku tidak bisa berdiri lama-lama di depan orang banyak alias demam panggung. Pernah juga terbersit, apakah ini ada hubungannya dengan cara ayah mendidikku waktu kecil?
“Wallahu a’lam, semua atas kehendak Allah”, pikirku.

Para sahabat pena, itulah sosok ayah di mataku, seorang anak kecil yang belum bisa berpikir tentang metode mendidik anak yang benar. Itulah sepenggal cerita tentang ayahku dalam pandangan mata kecilku, tentunya pandanganku berubah seiring waktu yang telah mengajariku. Betapa, bagaimanapun caranya seorang ayah mengekspresikan cintanya, tetaplah ia berbuat yang terbaik untuk anak-anaknya, yang kadang bisa dirasakan manfaatnya ketika si anak telah dewasa dan itulah yang aku rasakan sekarang.

Pesanku kepada para ayah, calon ayah dan para lelaki yang kelak menjadi seorang ayah, jadikan anak-anakmu sebagai teman bagimu. Bimbing mereka dengan penuh kasih sayang, penuh kehangatan dan penuh keakraban. Ekspresikan cintamu dengan lembut, menyejukkan hingga mengalir dan membasahi setiap relung-relung hati mereka. Semoga kebahagian selalu tercipta dalam keluarga. Semoga kalian semua selalu terselimuti rahmat cinta-Nya. Amiin.


^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^


Wassalamu’alaikum..



Ibnu Abdul Rochman

SETIAP HARIMU ADALAH SPESIAL

Assalamu’alaikum..

Apa kabar sahabat..
Semoga tetap semangat membangun asa untuk kita kejar menjadi nyata.
Ada sebuah kisah, semoga bisa diambil ibrahnya..

Hari itu adalah hari yang bahagia setidaknya buat Rima yang baru saja membeli sesuatu yang telah diidam-idamkannya, sesuatu yang sepertinya sangat disukainya. Ya, rupanya adikku itu baru saja membeli dari hasil gaji pertamanya. Ia melipatnya dengan rapi dan hati-hati sekali, takut satu titik noda mencemarinya. Disimpannya di dalam laci dan menguncinya rapat.

Anehnya dia tidak mau memberi tahu apa isi di dalam laci itu, ia berpesan kepada orang-orang di rumah jangan sampai mereka membuka laci itu karena dia akan memakai di hari spesialnya, buat surprise katanya.

Kami sekeluarga merasa penasaran, tapi apa boleh buat kami hanya bisa menanti hari special itu, setidaknya buat Rima.

Hari-hari berlalu dan Rima terus menunggu hari itu tiba. Kadang aku melihat dia duduk termangu di dalam kamarnya, memandangi sesuatu yang akan di pakainya nanti. Terus.. saja, memandangi lalu ia simpan lagi di dalam laci.

“Sudah, coba di pakai.. kami ingin lihat”, kata ayahku waktu itu. “Ah.. nanti saja yah, saat waktunya tiba”, sahut Rima dengan senyum manisnya.

Akhirnya, hari yang special itu sebentar lagi tiba. Tak sabar kami menantinya, terlebih Rima. Ia persiapkan segala sesuatunya dengan seksama, agar semua lancar sesuai dengan rencana.

Satu hari sebelum hari H, ku lihat Rima sudah rapi dan sepertinya ia ingin pergi. “Mau kemana?”, tanyaku. “Ini kak, mau ke toko buku. Mau beli buku buat temenku”, jawab Rima sambil menstarter motornya. “Assalamu’alaikum”. “Wa’alaikum salam warahmatullahh, hati-hati” kataku melepas kepergiannya.

Aku kembali ke kursiku, dalam dudukku aku masih diselimuti rasa penasaran. Apa sebenarnya yang disiapkan Rima untuk hari spesialnya besuk. Apa pakaian, atau mungkin dia membeli mukena baru. Tapi kenapa harus menunggu hari special untuk memakainya?, pikirku dalam hati.

Hari sudah sore, sebentar lagi adzan maghrib berkumandang. Tapi kenapa Rima belum pulang? Hatiku mulai khawatir. Tidak biasanya Rima pergi seharian tanpa minta di temani. Biasanya kalau pulang terlambat selalu memberi kabar. Perasaanku semakin tidak enak, apalagi diluar telah gelap. Ku coba hubungi lewat HP-nya tapi tak diangkat. Disaat kecemasan melanda seluruh keluarga, telpon rumah berdering.

Buru-buru ibu mengangkatnya. Setelah beberapa saat berbicara di telpon, kulihat ibu seperti tak kuasa menahan tubuhnya, ia lunglai dan hampir jatuh. Aku segera menyongsong tubuhnya. “Ada apa bu.. apa yang terjadi?” tanyaku penuh was-was. “Adikmu.. adikmu.. kecelakaan.. sekarang dia di rumah sakit”, jawab ibuku cemas dan berurai air mata.

Kami sekeluarga segera menuju ke rumah sakit. Di kamar bercat serba putih itu aku melihat Rima terbaring lemas tak berdaya. Muka dan sekujur tubuhnya kelihatan pucat karena kehilangan banyak darah. Kaki dan kepalanya dibalut dengan perban. Di kepalanya masih tampak merah akibat banyaknya darah yang keluar.

Kami semua pasrah dengan keadaan adikku itu. Kami semua hanya bisa berdoa kepada Rabb yang Maha Kuasa agar memberikan yang terbaik untuk Rima dan kami semua. “Ya Allah, jika menurut-Mu kehidupan lebih bermanfaat buat adikku maka berilah ia kesembuhan, tapi jika kematiannya lebih bermanfaat baginya maka mudahkanlah dalam sakaratul mautnya. Ampuni segala dosanya ya Allah. Jadikan akhir hidupnya khusnul khatimah” Doaku sehabis shalat.

Rima sempat sadar, meskipun ia tak bisa berkata apa-apa. Hanya air matanya yang berlinang menganak sungai. Memandang kami, Ibu, bapak dan terakhir aku. Dalam tatapan dan linangan air matanya seolah ia ingin mengatakan, maafkan segala kesalan Rima. Rima tak bisa membuat kalian bangga. Maafkan jika sering mengecewakan. Waktu Rima hampir tiba untuk menghadap Allah Azza wajalla. “Asy-hadu alla ilaaha illallah wa asy-hadu anna muhammadar-rasulullah”. “Innalillahi wainna ilaihi raji’uun, selamat jalan adikku. Semoga diberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya, tunggu kami semua di sana”, doaku melepas kepergian Rima untuk selama-lamanya.

Beberapa hari sejak kepergian Rima, aku ke kamarnya dan mencoba untuk melihat apa yang disimpan di dalam lacinya. Setelah kulihat isinya, ternyata sebuah gamis putih yang sangat indah. Memang cocok untuk di pakai Rima. Namun apa dikata. Rima telah pergi tanpa pernah sempat memakainya karena dia menunggu hari spesialnya.

Sahabat pena, ketahuilah.. setiap hari yang kita punya adalah spesial. Maka jadikanlah ia sebagaimana adanya. Gunakan segala sarana yang terbaik, juga yang special. Jangan pernah menunda melakukan sesuatu untuk suatu hari nanti yang kita anggap paling special, karena belum tentu kita akan menjumpainya. Tanamkan dalam diri kita, bahwa hari ini adalah special. Maka segala sesuatunya juga akan kita persembahkan yang terbaik. Melakukan hal terbaik, beramal yang terbaik, beribadah yang terbaik.

Semoga bermanfaat,

^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^


Oleh: Ibnu Abdul Rochman

DIRIKU ADALAH MUSUHKU

Seiring berjalannya waktu

Kulihat matahari yang makin berpacu

Di tepi barat ia tertutup awan kelabu

Sebagai pertanda malam menggantikan tugasmu

Dalam sendiri ku termangu

Ku biarkan jiwaku melayang

Naik, dan terus mendaki menembus gelapnya malam

Sukmaku yang kelam seakan menggeliat, menyibak gelapnya awan

Ku biarkan anganku menerawang dan terus melayang

Namun apa daya aku tak punya sayap untuk terbang

Jiwaku luruh, terlempar dan jatuh

Bersama ragaku yang kian merapuh

Ku dapati hati ku penuh debu nan lusuh

Semua itu terjadi karena terselimuti musuh

Bukan kamu, karena kamu bukan musuhku

Tapi aku, sebab musuhku adalah diriku

Ya Rabbi tempat kembali

Kau benamkan dalam jiwaku cahaya-Mu

Namun di lain itu Kau tancapkan pintu-pintu musuhku

Hingga tak sadar diri ini terseret, terpedaya dalam bujuk rayu si penipu

Ya Ilahi.. bilakah diri ini menjdi pemenang

Bukan sekedar pemenang

Karena dirikulah yang harus ku kalahkan

Hingga tercapai kemenangan yang gemilang.

Oleh: Ibnu Abdul Rochman

AKU JADI MALU

Assalamu’alaikum..

Apa kabar perangkai kata.. semoga tetap semangat setelah seharian menggapai asa. Semoga selalu bahagia berselimutkan cinta-nya.. Amin.

Siapapun diri kita, apapun profesi yang tertumpu di pundak kita, bagaimanapun kehidupan yang kita jalani, aku yakin semua setuju manusia tetap sempurna dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Begitulah, dibalik kesempurnaannya manusia mempunyai banyak kelemahan dan kekurangan, terselip ketidakberdayaan. Di balik tabir yang menutupi tergambar berbagai macam tabiat yang hanya dia sendiri dan Allah yang tahu. Namun terkadang manusia begitu bodoh, begitu bangganya membuka tabir penutup yang Allah sendiri telah berkenan menjaganya rapat.

Aku begitu malu, yang katanya sempurna namun ternyata rapuh tiada guna. Betapa banyak pujian tersemat, tetapi sesungguhnya banyak cela dan cacat. Ah.. Betapa mereka tidak tahu, bagaimana saat kesendirianku.. saat mereka tak ada di dekatku tiada melihat..

Aku malu, terutama kepada Rabb-ku belum bisa dibanggakan sebagaimana orang-orang beriman yang dipamerkan Allah kepada para Malaikatnya.
Aku malu kepada ayah ibu-ku, dalam doanya selalu ingat akan diriku, agar menjadi kebanggaan dalam keimanan. Agar tetap dalam naungan ketaqwaan. Namun, di sini aku dapati diriku masih dalam persimpangan dan terseok-seok kepayahan. Yah.. ibu, doamu selalu menyertai setiap langkah kaki ini. Ayahku, yang kelihatannya keras namun di dasar hatinya penuh kasing sayang dan harap.

Kadang diri ini tidak lebih berarti di banding alam, yang semuanya tunduk dan senantiasa bertasbih dengan caranya masing-masing. Bumi yang tak lelah berputar kencang, matahari yang terus bersinar, semilir angin sepoi-sepoi, deburan ombak di lepas pantai dan segala macam gerakan alam menandakan kepatuhan. Begitulah cara mereka merefleksikan ketaatan.

Lihatlah ayam jantan yang begitu setianya mengingatkan, saat waktu tiba kita menjalankan kewajiban. Dia selalu berteriak.. wahai manusia waktunya kau bangun menuju Rabb-mu. Hentikan sejenak pekerjaan karena adzan telah berkumandang. Tidakkah engkau perhatikan teman..
Sampai di sinipun aku jadi malu, terlebih kepada Rabb-ku.

Masihkah kita sempurna tanpa ketaatan kepada-Nya?
Pantaskah mengaku sempurna tanpa iman dan taqwa?
Kita sendirilah yang mampu menjawabnya…

^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^

Wassalamu’alaikum..

Oleh: Ibnu Abdul Rochman.

Uban Adalah Salah Satu Tanda Peringatan dari Allah

Assalamu’alaikum..

Apa kabar sahabat pena? Semoga selalu ada rangkaian kata untuk berbagi cerita. Cerita apa saja yang bisa dijadikan pelita. Dengan cerita.. hidup tak akan kehilangan maknanya.

Semua kita pasti tak akan pernah kehabisan kata untuk mengungkapkan rasa tentang seseorang yang begitu berjasa dalam hidup kita. Berbagai cerita dengan segala versinya selalu tergambar betapa perngorbanan yang begitu luar biasa. Dengan segenap kemampuanya ia curahkan kasih sayang, cinta, belaian lembut kedua tangan demi kebahagian buah cintanya.

Siapa dia? Yup! Dialah ibunda tercinta. Temen-temen semua pasti punya kenangan tersendiri terhadapnya. Betapa dengan penuh kerelaan dia bersusah payah mengandung sembilan bulan lamanya, melahirkan dan menyusuinya dua tahun dia mencukupkannya.
Dia jadikan malam sebagaimana siangnya, sedikit tidur karena melayani teman barunya. Seakan-akan dia lupa untuk merawat diri sendiri.

Oh ibu, betapa aku rindu akan saat-saat itu. Ketika belaianmu tak lagi kurasa karena jauhnya diriku dan dirimu. Batapa bahagianya engkau saat kepulanganku ke kampung waktu itu.

Saat sebelum kepulanganku, kau siapkan tempat, kau bersihkan rumah, kau ungkapkan rencana-rencana yang membuat adik kecilku iri karena hal itu. “Apa-apa mas Deb, semuanya nanti kalau mas Deb pulang,” begitu gerutu adikku.

“Sabar.., mas mu kan di sana jarang menikamati masakan seperti ini. Paling sekali, itu pun kalau sempat pulang ke sini. Dia jauh-jauh nyari duit juga buat bantu kita”, kata ibu menasehati.
Aku jadi terharu sendiri mendengar cerita itu dari ibu. Betapa ibu sangat mengutamakanku. Hanya syukur yang bisa aku lakukan atas semua itu.

Aku ingat betapa bahagianya ia di seberang sana ketika mendengar suaraku meski hanya lewat telepon genggam. “tenang rasanya kalau ibu mendengar suaramu” kata beliau waktu itu. Kurasakan getar-getar kasih sayangnya, kerinduannya kepada anak yang belum bisa membuatnya bangga. “tenang rasanya kalau ibu sudah mendengar suaramu” kata beliau waktu itu. Tak terasa air mata meleleh di sela-sela cerita.

Dalam benakku aku selalu berpikir, semoga suatu saat aku bisa menjaga dan mengasihi di saat-saat senjamu. Mudah-mudahan aku bisa kembali mengabdi sebagai mana dulu engkau melayani, meski semua itu tidak bisa membalas segala budi yang ia beri.
Terakhir teman, waktu kepulanganku ketika kami di sawah dan istirahat sejenak untuk melepas lelah aku melihat ibu sedang merapikan rambutnya yang makin banyak uban di sana-sini. Dulu ketika belum sebanyak ini, beliau sering mencabutinya. Namun sekarang tidak lagi. Satu hal yang selalu ingat sampai sekarang, beliau sempat berkata, “Uban adalah salah satu tanda peringatan dari Allah, betapa manusia akan kembali kepada-Nya.”

Ya, itulah yang masih aku ingat sampai sekarang. Sungguh Allah Maha Pengasih dan Penyayang kepada hamba-Nya. Dia tidak membiarkan sang hamba kembali kepada-Nya tanpa persiapan. Allah kasih tanda-tanda ketuanya. Rambut yang mulai memutih, kulit yang makin keriput, penglihatan serta pendengaran yang mulai berkurang, semua merupakan tanda. Semoga kita selalu waspada akan tanda-tanda kematian yang datang kapan saja.

Tak banyak kesan… semoga tidak cepat bosan..

^^BERAWAL DARI KATA SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^

Wassalamu’alaikum..

Oleh: Ibnu Abdul Rochman.

IZINKAN AKU KEMBALI

Bissmillahirrahmanirrahim.

IZINKAN AKU KEMBALI

Aku lelah
Lelah menyusuri hidup yang tiada cerah
Setiap waktu berselimut resah
Setiap saat dihantui perasaan gelisah

Terkenang kembali akan masa lalu yang kelam
Maksiat yang berulang seakan terus membayang
Membayangi hati ini yang begitu rawan akan godaan
Godaan yang begitu melenakan
Seakan-akan semua tak ada pertanggungjawaban

Setiap kali menyesal, setiap kali pula dosa itu terulang
Entah sampai kapan
Bilakah hamba berbalik haluan
Ya Allah tunjukkkan hamba jalan
Jalan terang menuju cahaya-Mu
Pelita petunjuk-Mu
Nur taufik dan hidayah-Mu

Berharap ingin segera kembali menyusuri jalan-Mu
Meski penuh liku tetapi aku rindu
Meski hirrah ini lambat bertambah
Aku harap tetap istiqomah
Walau jalan-Mu terjal penuh halang dan rintang
Pastikan hamba tetap bertahan

Yaa Rabbii..
Bilakah aku sanggup mendatangi malam-malam-Mu
Ketika Engkau berkenan turun ke langit bumi-Mu

Yaa Allah.. Yaa Rabbii..
Jangan Kau biarkan malam lewat
Tanpa satu rakaat pun bermunajat
Jangan tinggalkan diriku terlena berselimut lelap

Yaa Rabbii..
Aku rindu akan keheningan malam-Mu
Rindu terjaga disaat yang lain lena lelap
Ingin ku meratap, menghiba
Menumpahkan segala rasa
Memohon segenap asa
Memohon bisa kembali ke jalan-Mu segera.

Amin ya Rabbal ‘alamin..

By: Debyan Haji Prastyo/Ibnu Abdul Rochman

Salam Untuk Anda Para Perangkai Kata

Assalamu’alaikum..

Apa kabar sahabat, semoga tetap semangat mengejar asa untuk tetap berkarya berharap menjadi luar biasa.

Untuk pertama kalinya ijinkanlah aku menyapa kalian semua yang telah dengan rela dan sedia memenuhi undanganku meramaikan group ini dengan goresan-goresan, tulisan-tulisan yang bermakna. Semoga berawal dari kata, kita bisa merangkainya menjadi sesuatu yang lebih bermakna, untuk jiwa dengan berbagai ungkapan yang penuh warna.Tadinya keraguan itu selalu menghalangiku untuk berbuat sesuatu yang mengajak jari-jari ini bermain dengan keyboard komputerku, atau paling tidak asyik dengan bolpoin dan kertas dan menyisihkan sedikit waktu untuk merangkai kata, membuat goresan-goresan dengan tinta yang belum menjadi emas, menuangkan segala rasa dan asa di jiwa menjadi sebuah karya. Keraguan, keminderan dan semacamnya tak henti menghalangi.

Berawal dari membaca sebuah tulisan yang penuh muatan motivasi,  semua mulai merubah sikapku yang beku. Ya.. berawal dari seorang Bu guru yang belum pernah ku tatap, belum ku kenal secara nyata. Namun tulisan-tulisannya telah membuat hati ini tergugah untuk berusaha merangkai kata demi kata, minimal untuk dinikmati diri sendiri atau jika ada yang berkenan boleh ikut menikmati sajian yang tiada arti.

Walaupun belum bisa membuat sebuah karya, namun semoga group ini menjadi awal sejarah bagiku menjadi seseorang penulis, bukan penulis biasa, tetapi penulis yang luar biasa, Penulis yang beriman dan bertaqwa, amin..

Untuk Bu guru yang di sana, terima kasih telah memberikan ilmunya, baik melalui status-status yang tercipta maupun group yang beliau bina.
Tentunya kami bukan apa-apa, tidak bisa mengajari karena memang kami bukan ahli. Kami hanyalah setitik tinta di bandingkan goresan-goresan karya Anda. Untuk itu kritik dan saran serta partisipasi sangat kami harapkan.

Terima kasih untuk sahabat tercinta, atas apresiasi dan partisipasinya lewat wall MERANGKAI KATA. Tanpa Anda, kami bukan apa-apa.

Baiklah sabat, hanya itu dulu rangkaian kata dariku. Semoga menjadi awal yang bermakna buatku dan buatmu menjalin ukuwwah dan silaturrahmi.

BERAWAL DARI KATA, SEMOGA MENJELMA MENJADI KARYA^^


Bumi Papua, 8 Desember 2009